Batang – Untuk melihat progres pembangunan gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) di Kemenag Kab. Batang, Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah melakukan monitoring dan evaluasi pada Jumat, (17/09) yang diterima langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kab. Batang, Ka.subag. TU, Kasi PHU dan PPK PLHUT.
Dalam laporanya Kepala Kantor Kemenag Kab. Batang H.M. Aqsho menyampaikan bahwa progress pembangunan PLHUT di kemenag Kab. Batang sampai saat ini masih terjadi keterlambatan, hal ini disampaikan langsung dihadapan Kabid PHU Kanwil, Pelaksana proyek, PPK, maupun konsultan pengawas.
“ Sampai minggu ke 14 ini berdasarkan laporan yang kami terima pembangunan PLHUT masih kita dapati beberapa keterlambatan, pengawasan, kontruksi meubeler maupun pengelola kegiatan, tentu ini menjadi tanggung jawab dari pelaksana, agar mencari permasalahannya untuk segera melakukan percepatan agar pembangunan itu sesuai target yang telah direncanakan,” jelas H.M. Aqsho.
Sementara itu Pramono Sri Widodo selaku PPK dalam pembangunan ini menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan dan mengikuti perkembangan pembangunan itu setiap hari, menurutnya telah melakukan pendekatan dengan pelaksana agar segera melakukan percepatan pembangunan.
“ Kami telah menyampaikan keterlambatan itu pada pelaksana pembangunan, untuk segera melakukan langkah percepatan, bila terjadi persoalan di tingkat suplayer barang ataupun ketersediaan spece barang yang sesuai dengan kontrak untuk mencari solusi agar tidak mengganggu pekerjaan,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa sampai minggu ke-14 pembangunan PLHUT ini memang terdapat beberapa kendala dan telah dilakukan tindak lanjut sebagaimana mestinya.
“ Kendala yang dihadapi sampai kali ini diantaranya beberapa pekerjaan menunggu umur beton seperti pasang rangka atap, pekerjaan jendela alumunium menunggu sconengan selesai, tenaga kerja pasang surut, dan material yang sering terlambat semua kendala itu ditindak lanjuti dengan rangka atap di kerjakan di luar (Workshop) setelah jadi di bawa ke lokasi, kusen allumunium di kerjakan di workshop setelah jadi di bawa ke lokasi, konsekuensi dari pelaksana untuk menekan jumlah tenaga kerja dan system kerja dan membuat schedule pengiriman material di sesuakan dengan jadwal item pekerjaan ,” paparnya.
Pelaksana pembangunan PLHUT CV Panca Marga Jaya dalam laporanya menyampaikan terimakasih atas undangan dari kemenag Kab. Batang, pihaknya juga sudah menerima surat peringatan baik dari PPK maupun konsultan pengawas tentang keterlambatan pekerjaanya, menurutnya keterlambatannya itu bukan tanpa alasan namun ada kendala yang saat ini masih dihadapi kususnya penyediaan barang-barang yang spacenya cukup tinggi dan ternyata tidak banyak dipasaran.
“ Terimakasih atas kesempatan waktunya, sebagai pelaksana pembangunan kami telah menerima surat peringatan atas keterlambatan kegiatan pembangunan itu baik dari PPK maupun dari konsultan pengawas, memang kami mengakui, namun itu terjadi bukan tanpa alasan,” kata perwakilan CV Panca Magra Jaya.
Dia juga menegaskan bahwa dalam perjalanan pembangunannya juga ditemukan kendala tentang kesulitan mencari bahan-bahan yang spacenya tinggi yang ternyata tidak banyak ada di pasaran, sehingga harus mancari hingga keluar daerah.
“ Salah satu kendala yang kami hadapi sehingga terjadi keterlambatan adalah saat kami mencari bahan-bahan yang spacenya cukup tinggi dan ternyata jarang dipasaran, sehingga harus mencari dari daerah lain,” tambahnya.
Sedangkan Kabid. PHU Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah H. Ahyani dalam pembinaanya menyatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi pelaksana pembangunan dan konsultan pengawas yang telah meluangkan waktunya untuk mengevaluasi bersama pekerjaan fisik PLHUT itu.
“ Tahun ini PLHUT Kemenag sudah memasuki tahun ke-3 dimana tujuan yang ingin dicapai adalah agar pelayanan haji di seluruh Kabupaten / kota itu menjadi nyaman dan mudah dengan sarana yang yang ada, maka kekompakan antara pelaksana kegiatan, PPK, pengawas harus benar-benar tampak sehingga pembangunan itu dapat dirampungkan sesuai target yang rencanakan,” jelas H. Ahyani.
Dia juga menegaskan bahwa pembangunan itu sudah ada mekanismenya, perencanaan yang matang, bila dalam perjalanannya ada matrial yang susah dicari dipaaran karena space yang tinggi itu bukan menjadi halangan harusnya segera dilakukan pencarian secara seksama.
“ Proyek fisik menjadi pengawasan paling utama dari pemerintah karena terlihat sekali progresnya, bila itu bermasalah maka cepat sekali masyarakat mengetahuinya, maka harus benar-benar melakukan pekerjaan sesuai kontrak dan target yang telah ditetapkan agar tidak menjadi permasalahan,” tegasnya.
H. Ahyani berharap semua persoalan yang dihadapi oleh palaksana kegiaatan untuk melakukan percepatan yang lebih signifikan, mengingat masih ditemukan adalanya keterlambatan, menurutnya sudah menjadi kebiasaan pemborong itu terkendala dalam tenaga kerja, namun semua itu dapat diselesaikan dengan pendekatan yang baik.
“ Keterlambatan itu untuk segera dilakukan percepatan agar tidak timbul persoalan diakhir masa pembangunan, saya percaya pelaksana pembangunan akan mampu menyelesaikan semuanya, kalau perlu melakukan studi banding didaerah yang lain yang sampai kini ada yang pembangunannya telah mencapai 70% – 80% disana kita dapat melihat apa yang menjadi permasalahan disini dapat meniru di tempat lain, kalau di tempat lain bisa mengapa di sini tidak bisa,”pungkasnya. (Zy)