Batang– Gelak tawa dan rasa geli dari puluhan peserta yang mengikuti pelatihan pemulasaraan jenazah yang digelar oleh Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Bawang bersama pengurus ranting NU desa Surjo Kecamatan Bawang di madin Al-Ikhlas pada Selasa (30/10)
Ketua Ranting NU Desa Surjo Sofiudin mengatakan bahwa pelatihan ini sudah menjadi program yang di rencanakan beberapa bulan lalu, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para warganya untuk mempraktikkan salah satu fardlu kifayah di tengah minumnya keberanian dari para kader muda untuk ikut melakukan pemulasaraan jenazah di lingkungan setempat. Dia juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) KUA Kec. Bawang, dan berharap kegiatan pelatihan semacam ini tidak hanya satu kali dilakukan, atau bisa terus dipantau oleh FKPAI KUA Kec. Bawang.
“Terimakasih sedalam dalamnya kepada para penyuluh dari FKPA KUA Kec. Bawang atas kerjasamanya menfasilitasi berjalannya acara pelatihan pemulasaraan Jenazah semoga kegiatan seperti ini akan berlanjut dengan pelatihan-pelatihan yang lain,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Surjo Kecamatan Bawang Wuryanto, menuturkan bahwa dirinya berharap kepada FKPAI KUA Kec. Bawang untuk dapat mengadakan berbagai pelatihan yang berkaitan dengan praktik lapangan di masyarakat, termasuk pelatihan pembawa acara, pelatihan serah terima pengantin, agar masyarakat bisa mengambil manfaatnya.
“Saya berharap kepada FKPAI KUA Kec. Bawang untuk dapat mengadakan berbagai pelatihan yang berkaitan dengan praktik lapangan di masyarakat, termasuk pelatihan pembawa acara, pelatihan serah terima pengantin, agar masyarakat bisa mengambil manfaatnya”, tuturnya.
Kepala KUA Bawang H.Moh Romdlon saat menyampaikan materinya menyatakan bahwa tidak sedikit masyarakat dalam memahami bagaimana cara pemulasaraan jenazah itu berdasarkan apa yang terlihat secara turun-temurun, atau telah menjadi budaya warisan. Jika itu tidak bertentangan dengan syari’at, tidak apa-apa dilakukan
“Tidak sedikit masyarakat memahami bagaimana cara pemulasaraan jenazah itu berdasarkan apa yang terlihat secara turun-temurun, atau telah menjadi budaya warisan. Jika itu tidak bertentangan dengan syari’at, tidak apa-apa dilakukan,” jawab Romdlon
Dari kegiatan yang digelar itu para peserta terlihat antusias mempelajari tata cara pemulasaraan jenazah, namun tidak sedikit pula yang masih merasa takut karena belum pernah mengikuti kegiatan sejenis. (Zy/rf)