Grobogan – Pelaksanaan Ibadah Haji setiap tahunnya, memang berbeda. Bukan soal mekanisme pelaksanaan ibadahnya, melainkan persoalan calon jamaahnya yang tentu tidak dapat dipungkiri, memiliki karakter yang berbeda. Setiap calon jemaah haji dari tahun ke tahun memiliki permasalahannya. Dan terkait dengan mekanisme pelaksanaan ibadah haji dimaksud, sejak lama, Pemerintah Indonesia dibawah pengawasan Kementerian Agama, semaksimal mungkin membarui sistem pelaksanaan ibadah haji, mulai dari manasiknya, keberangkatannya, proses jadwal ibadahnya hingga kembali ke tanah air. Oleh karena itu guna membekali para Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom) dalam pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2018, Seksi Pelaksana Haji dan Umrah (PHU) kantor Kementerian Agama Kab.Grobogan meggelar pembekalan dan pemantapan jelang pemberangkatan Calon Jemaah Haji (CJH) selama dua hari Senin dan Selasa (09-10/07/2018) di Aula Kantor.
Kasi PHU yang diwakili Staf bagian PHU Ulil Albab mengatakan, kegiatan pembekalan karu dan karom untuk mengoptimalkan tugas dan fungsi karu dan karom, sehingga pelayanan haji tahun 2018 akan menjadi lebih baik. Dan pembekalan ini dihadiri sejumlah 103 peserta yang terdiri 21 ketua rombongan dan 82 ketua regu. dan sebagai narasumber Abdul Kholiq dari IAIN Semarang serta Petugas TPIHI Kab.Grobogan.
“Calon Jemaah Haji Kab. Grobogan mendapatkan 3 kloter, kloter 73 yang bergabung dengan Kota Semarang akan ditugasi 5 Karom dan 19 Karu, kloter 74 merupakan kloter utuh akan ditugasi 8 karom dan 32 karu, kloter 75 yang bergabung dengan Kab. Semarang akan ditugasi 8 Karom dan 30 Karu,” kata Ulil.
Kepala Kementerien Agama Kab. Grobogan yang diwakili Kasi Bimas Islam Fahrurrozi menyampaikan, Karu dan Karom merupakan perpanjangan tangan dari Ketua Kloter dalam hal memberikan pelayanan kepada tamu-tamu Allah di tanah suci. Sehingga perlu adanya pembekalan bagi para Karu dan Karom yang akan mendampingi para Jemaah Haji Grobogan 2018 mendatang. Dan menjadi karu dan karom bukanlah tugas yang mudah dan gampang. Dipastikan ada beban moral yang dipikul oleh karu dan karom dalam mengkoordinir seluruh jemaah.
“Karu dan karom memiliki peran strategis yang sangat mendukung dalam melaksanakan segala ritual pelaksanaan ibadah haji. Maka bimbingan dan pembinaan ini sangat perlu dilaksanakan sebelum keberangkatan,” kata Fahrurrozi.
Pembekalan bagi karu dan karom berguna sebagai acuan untuk bagaimana mereka yang diberikan tugas ini, dapat mengatur, mengawasi, membimbing dan menjaga jamaah yang melaksanakan ibadahnya, mulai saat mereka ditampung di asrama haji hingga kembali lagi ke Indonesia.
“Sehingga Karu dan Karom harus bisa menjalin kerjasama yang baik antara Karu dan Karom yang lain. Hal tersebut dilakukan supaya ada saling komunikasi, sehingga diharapkan dapat meringankan masalah pada jamaah dalam satu kloter,” pintanya.
Seperti di ketahui jumlah CJH Grobogan tahun ini (2018) ada 903 jamaah haji, jumlah tersebut relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2017 yang jumlahnya 980.
“Kagitan pembekalan Karu dan Karom ini diharapkan mampu menjadi sarana koordinasi yang baik mengenai tugas dan fungsi para karu dan karom dalam mengemban amanah,” tegasnya.(bd/gt)