081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

H. Afief Mundzir : Setiap Program Dan Kegiatan Harus Dipublikasikan Agar Publik Mengerti

Batang – Untuk memberi pemahaman tentang jurnalistik dan agar  mau menjadi kontributor berita, Kemenag Kab. Batang menggelar pelatihan jurnalistik pada Guru Madrasah dan Penyuluh Agama Islam di aula lantai dua Kementerian Agama Kabupaten Batang, dengan menghadirkan Narasumber dari Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah dan Wartawan dari Radar Jawa Pos Pekalongan.

Kepala Sub. Bagian Tata Usaha H. Abdul Wahab sebagai ketua panitia dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada para narasumber, serta seluruh peserta karena telah menghadiri undangannya untuk belajar bersama tentang jurnalistik ini.

“Saya sampaikan terimakasih pada para narasumber dan peserta  atas partisipasinya sehingga kegiatan pelatihan jurnalistik ini dapat terlaksana dengan baik,” kata H. Abdul Wahab.

Dia juga menegaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman pada peserta bagaimana cara menulis berita yang baik dan benar yang dapat memberitakan kegiatan kedinasaannya ke website Kementerian Agama.

“Tujuan dari kegiatan ini sebenarnya  setelah mengikuti kegiatan ini para peserta agar dapat menulis berita dan menjadi kontributor berita untuk website baik kemenag Kab. Batang maupun Kanwil Jawa Tengah,“ tegasnya .

Sementara itu dalam sambutan pembukaannya Kepala Kantor Kemenag Kab. Batang H.M. Aqsho menerangkan bahwa Kementerian Agama Kabupaten Batang ini besar, namun masih minim sekali berita yang dibuat.

“ Kemenag Kab. Batang ini besar tentu banyak kegiatan baik di madrasah, satker, KUA dan potensi-potensi lain, namun seakan sepi karena kurangnya pemberitaan,” kata H.M. Aqsho.

Dia berharap para peserta dapat mengaplikasikan banyak pengalaman tentang jurnalistik ini sehingga dapat segera membuat berita-berita positip untuk Kementerian Agama.

“Saya sangat mendukung sekali kegiatan ini, maka saya berharap peserta agar segera dapat mengaplikasikan ilmunya ini yaitu membuat berita untuk Kementerian Agama, “ harapannya.

Sebagai narasumber pertama H.M. Afief Mundzir  Kepala. Sub. Bagian Informasi Dan Humas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dengan gaya slorohnya membuka cakrawala mindsit peserta , apalagi setelah fungsi dan peran humas dikupas tuntas menjadi sebuah pemahaman yang baru juga.

“Seorang humas tidak pernah mengeluh ketika dalam pekerjaannya dihadapkan pada sebuah kondisi paling tidak menguntungkan sekalipun, saya mengalaminya sendiri Kami bersama tim yang sangat minim dapat membuahkan banyak hal yang sangat penting bagi Kementerian Agama khususnya Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah,” tegas H.M. Afief Mundzir.

Dia juga menggambarkan betapa pentingnya berita bagi sebuah Kementerian, karena publik menurutnya akan segera dapat melihat apa sebenarnya yang dikerjakan oleh Kementerian itu.

“Bila kita mau meluangkan waktu sebentar saja untuk menulis berita di masing-masing pekerjaannya, guru di pendidikan, penyuluh di kepenyuluhan dan lainnya, maka semua kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Agama akan langsung direspon cepat oleh masyarakat, apalagi dengan stetemen Gus Menteri kita yang akan segera merevitalisasi KUA Kecamatan, tentu para penyuluh dapat memberitakan hal-hal tentang kegiatan KUA tersebut,“ lanjutnya.

Adapun narasumber yang berikutnya Lutfi Hanafi Wartawan Radar Jawa Pos Pekalongan dalam materinya menyampaikan bagaimana menulis berita yang sesuai dengan jurnalistik.

“Menulis berita itu harus mengikuti kaidah jurnalistik, artinya ada ketentuan-ketentuan yang harus diikuti seperti menjaga keberimbangan, faktual, dan tidak memihak,“ kata Lutfi Hanafi.

Selain itu dia juga memberikan teori dan praktik langsung bagaimana melakukan pengambilan foto yang dapat menghasilkan kwalitas gambar yang baik dengan alat yang sederhana.

“Coba bapak ibu berdiri, ambil hp nya foto teman sebelahnya kanan, kiri , karena kita nanti akan selalu mengambil foto dimana kita akan menulis berita, foto yang kita ambil itu harus benar-benar dapat mewakili berita apa sebenarnya, artinya foto harus dapat dilihat sebagai sebuah berita,“ lanjutnya.

Disesi akhir, Hanafi mencoba peserta untuk mencoba mengambil foto-foto bebas dengan ditambah caption dan diulas lugas dan mudah,  tampak peserta sangat menikmati dan mengikuti materi yang disampaikan itu. (Zy/qq).

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content