Batang – Untuk memberikan spirit dan melihat kinerja penyuluh agama di Kemenag Kab. Batang, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad melakukan pembinaan pada Selasa ( 23/11) di aula lantai 2. Hadir dalam acara itu Kepala Kantor Kemenag Kab. Batang, Kasubag.Tata Usaha, para Kasi, dan penyelenggara zakat wakaf serta Penyuluh Agama Islam dan Kristen baik fungsional maupun non PNS.
Dalam sambutannya Kepala Kantor Kemenag Kab. Batang H.M. Aqsho menyampaikan selamat datang pada Ka. Kanwil yang hadir secara pribadi untuk memberikan pembinaan dan mengevaluasi kinerja Penyuluh Agama.
“ Selamat datang Bapak Kakanwil di Batang, dihadapan kita para penyuluh agama yang selama pandemi ini mereka benar-benar berada di garda terdepan menyukseskan program-program Menteri Agama juga program Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah,” kata H.M. Aqsho.
Dia juga menyampaikan profil Kab. Batang yang berkaitan dengan jumlah Penyuluh, tempat ibadah juga jumlah pemeluk agama.
“ Potensi yang begitu besar itu, penyuluh agama tanpa lelah ditengah masyarakat dengan menyelenggarakan berbagi programnya, terkadang mereka juga menghadapi permasalahan dan tantangan, diantaranya kekurangan fasilitas, juga performa mereka yang terkadang tidak berdaya saat berhadapan dengan tokoh masyarakat yang besar seperti Ulama dan Kyai besar,” tegasnya.
Untuk itu Aqsho berharap dengan pembinaan Ka.Kanwil ini para penyuluh akan benar-benar terdepan dalam menyukseskan semua program kementerian agama ditengah-tengah masyarakat.
Sementara itu Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah H. Musta’in Ahmad dalam pembinaanya menyatakan bahwa kondisi melandainya covid-19 ini harus dijaga agar tidak terjadi lonjakan ke-2 atau ke-3 yang lebih membahayakan.
“ Kita tahu di luar negeri sana banyak covid-19 telah berkembang dan bermutasi menjadi kondisi yang lebih berbahaya, sementara di Indonesia tidak ada, ini dimungkinkan selain berhasilnya gerakan 5M yang paling utama sepertinya faktor (D) yaitu doa,” kata H.Musta’in Ahmad membuka pembinaanya.
Menurutnya ada kecendurungan masyarakat kita yang mulai sembrono karena landainya covid-19, juga sebentar lagi adanya akhir tahun yang kemungkinan besar akan ada lonjakan perjalanan arus masyarakat yang begitu besar, maka di akhir tahun ini kemungkinan lonjakan covid-19 bisa saja terjadi.
“ Melihat situasi itu maka kemungkinan di akhir tahun ini akan dikeluarkan ketentuan dari pemerintah membuat semua daerah menjadi level-3, agar perlakuan terhadap protocol covid-19 lebih ketat,” jelasnya.
Kakanwil juga menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan penyuluh yang telah dilaksanakan selama ini, namun semua itu menurutnya harus dikelola dengan baik seperti membagikan cerita kegiatannya keseluruh dunia baik dunia maya maupun dunia nyata, agar dapat memotivasi pada orang lain.
“ Penyuluh harus dapat memanfaatkan semua media social seperti youtube, fb,ig dan WA agar kegiatan itu benar-benar dapat sampai pada masyarakat, pesan-pesan singkat menggelitik bahkan menohok perlu dikembangkan,” kata Kakanwil.
Dia juga menegaskan bahwa penyuluh Agama non PNS tidak usah berkecil hati mudah-mudahan di DIPA 2022 setidak-tidaknya honornya sejajar dengan UMR, namun jangan terlena, menjadi penyuluh yang tidak jelas.
“ Penyuluh agama lebih berat ketimbang khotib, ataupun penceramah karena mereka adalah meneger dakwah yang harus membuat peta dakwah dilingkungannya dan harus menemukan titik-titik mana yang perlu penguatan,” tegasnya.
Kakanwil berharap penyuluh harus berinovasi, mencari gagasan yang baik berkolaborasi antar penyuluh dan bekerja secara profesional.
“Pokjaluh harus benar-benar menjadi organisasi yang dapat memberdayakan anggotanya,” harapnya.
Selain itu dia menggabarkan bagaimana kondisi masyarakat sekarang yang sangat rentan dengan berbagi issu dan hoak seperti penipuan umroh, penipuan cpns, penipuan bantuan pondok,masjid dan mushola, gereja, pinjaman online yang telah memakan banyak korban bahkan berkali-kali issu agama untuk memanfaatkan kondisi leterasi masyarakat yang sangat terbatas.
“Tugas penyuluh agama untuk melindungi masyarakat akibat derasnya arus informasi, sementara literasi masyarakat begitu lemah, agar tidak terjadi pergeseran pemahaman baik agama, bangsa, negara maupun arah pembangunan pemerintah,” tutur Ka.Kanwil.
Dibagian akhir H.Musta’in Ahmad menegaskan bahwa dari seluruh program prioritas kemenag ada beberapa yang menjadi konsen dari penyuluh agama yaitu pemahaman tentang moderasi beragama, revitalisasi KUA serta kemandirian pesantren. Menurutnya KUA saat ini benar-benar dijadikan vital dan hilangkan pemahaman bahwa KUA itu adalah Kantor Urusan Asmara, namun sebagai PUSAKA pusat pelayanan keagamaan. (Zy-Humas)