Kakanwil :Tingkatkan Sense Of Crisis Terhadap Pandemi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus –  Dalam rangka menjalin silaturahmi dengan seluruh kepala MAN, Kepala MTsN serta satker yang ada di 35 Kankemenag Kab/Kota wilayah Jawa Tengah, Keluarga besar Kanwil Kemenag Prov. Jateng melakukan Halal bi Halal secara virtual pada Selasa (18/5/2021) di ruang Teleconference lantai 3.

Tampak hadir Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad, Kabag TU, para kabid, Kassubag serta Pembimas.

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus merupakan salah satu Satker Kemenag turut serta dalam acara tersebut. Jam 08.00 WIB tampak beberapa pejabat mulai berdatangan di Aula kemenag Kab.Kudus Lantai 2 untuk mempersiapkan diri mengikuti acara tersebut yaitu Kakankemenag, Akhmad Mundakir. KaSubbag TU, Jamilun. Kasi Penma, HM.Kafid. Kasi Pais ,ShonyWardana.Kasi PD Pontren, Sulton. KasiBimasIslam, Shalehudin. Gara Syari’ah Asrul Fatkhi dan Gara Katolik, Bambang W.

Mengawali Halal bi Halal Virtual, Ka Bag TU Kanwil Kemenag Jateng Fajar Adi Nugraha dalam sambutanya menyampaikan bahwa pada kesempatan yang bahagia di suasana Idul Fitri, untuk bersama songsong masa depan lebih baik untuk selalu memberikan layanan terbaik. “Semoga silaturahmi Halal bi Halal Virtual ini membawa berkah kebaikan bagi semua sebagai upaya bersama untuk berkarya kepada bangsa melalui Kementerian Agama .” jelas fajar.

Selanjutnya ada beberapa hal yang disampaikan oleh Kepala Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad pada kesempatan tersebut. Diantaranya menyampaikan bahwa nilai-nilai agama yang sejak awal menginspirasi bangsa  Indonesia menemukan jati dirinya sebagai falsafah Negara Pancasila sila Ketuhanan Y.M.E mengilhami proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka inilah yang sedang Kementerian Agama lakukan yakni menjadikan agama sebagai imam dan panduan utama untuk menghadapi kondisi pandemic supaya tetap menjadi teladan bagi banyak orang, “Sebab orang beragama lain mengerti agama kita melalui sikap, ucapan dan perilaku kita. Oleh karena itu ketika kita mengatur tata kelola ibadah itu membentuk citra agama kita masing-masing. Sebagaimana juga nasehat para ulama, terkadang kemuliaan agama itu tertutup oleh perilaku umat beragamanya. Maka bila dari awal kita merupakan bangsa yang beragama, identitas kita adalah manusia yang berketuhanan, tugas kita menjaga kemuliaan agama kita dengan perilaku yang baik.” Kata Kakanwil.

Beliau berpesan agar kita memiliki kesadaran untuk meningkatkan sense of crisis (kewaspadaan) kita terhadap pandemi, karena pandemic nyata adanya dan nyata bahayanya maka agama harus tampil sebagai pemandu yang baik ketika menghadapi pandemi. Gunakan semangat idul fitri kita kembali pada semangat fitroh, semangat jati diri kita yang bersih. (St.Zul/wwk/bd).