Rembang — Hari Raya Idul Adha menjadi euforia umat Islam untuk mengadakan penyembelihan hewan kurban sebagai manifestasi keteladanan Nabi Ibrahim dalam menaati perintah Allah. Untuk itu, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang melalui Gara Syariah menyelenggarakan monitoring ke sejumlah lokasi penyembelihan hewan kurban pada hari raya Idul Adha 1437 H. Pantauan ini bertujuan untuk memastikan penyembelihan hewan kurban sesuai dengan syari’at, Islam.
Monitoring ini dilakukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang diwakili oleh Gara Syari’ah, Tri Mulyani beserta seluruh stafnya. Sedangkan sejumlah lokasi yang ditinjau antara lain Gedung Majlis Tafsir AlL-qur’an (MTA) Kabupaten Rembang, Masjid Jami’ Rembang, SMK 1 Rembang, MAN Rembang, PP Al-Ittihad Sulang, PP Al-Hamdulillah Sulang, Masjid Jami’ Lasem, dan lainnya.
Selama pantauan, proses penyembelihan hingga proses pemotongan hewan kurban sudah sesuai syari’at. Tri Mulyani menjelaskan, pemotongan hewan kurban hendaknya menggunakan pisau yang benar-benar tajam, supaya hewan tidak tersakiti. Setelah disembelih dan terpotong urat nadinya, hewan dibiarkan tergeletak dahulu, hingga benar-benar mati. Setelah itu, proses pemotongan barulah dilakukan.
“Namun kadang kala ini yang belum dipahami oleh yang memotong hewan. Pernah ada sebuah kasus hewan belum benar-benar mati, namun proses pemotongan sudah dilakukan. Hal ini tidak dibenarkan dalam syari’at,” jelas Tri Mulyani.
Sementara itu, Lembaga Pendidikan dan Pengamalan Agama Islam (LP2A) Kabupaten Rembang bekerjasama dengan Ta’mir Masjid Agung Rembang menyelenggarakan Sholat Idul Adha. Ribuan masyarakat tampak memenuhi masjid, halaman masjid, jalan raya, hingga lapangan alun-alun Rembang.
Bertindak sebagai imam dan penceramah yaitu KH Abdul Wahid Hasbi. Dalam ceramahnya, Hasbi menyampaikan hikmah yang dipetik dari peristiwa Idul Adha.
“Peristiwa Idul Adha mengajarkan kita bahwa walaupun berlimpah harta, namun hati kita harus tetap taat kepada Allah. Sebagaimana Nabi Ibrahim, walaupun dianugerahi harta yang berlimpah, namun tidak membuatnya lupa Allah. Ketika diperintah Alloh untuk menyembelih putra yang telah lama diharapkan kehadirannya, Ibrahim dan Ismail tetap menaati-Nya,” ujar Hasbi.
Hasbi juga menyinggung tentang aturan ketajaman pisau untuk berkurban. “Sebelum disembelih, Ismail berpesan kepada ayahnya agar pisau yang digunakan diasah setajam mungkin, supaya tidak menyakitinya. Hal ini lah lantas disyari’atkan ketika berkurban,” sambung Hasbi.— (Shofatus Shodiqoh/gt)