Batang – Bimbingan Perkawinan merupakan tahap yang harus dilalui oleh calon pengantin dalam mempersiapkan keluarga yang sakinah mawaddah serta wa rahmah. KUA Kec. Wonotunggal melaksanakan kegiatan itu pada Rabu – Kamis (10-11/11) kemarin. Kegiatan itu diikuti oleh 10 pasang calon pengantin (Catin) dengan narasumber oleh para tokoh dengan berbagai latar belakang serta profesi yang berbeda diantaranya Kepala Kemenag Kab. Batang, Puskesmas Wonotunggal, Penyuluh KB dan Tokoh Masyarakat .
Kepala Kantor Kemenag Kab.batang H.M Aqsho dalam sambutan pembukaannya berpesan agar calon Pengantin dapat mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh.
“ Banyak ilmu dan pengalaman yang dapat diambil dari kegiatan ini untuk bekal hidup berkeluarga, untuk itu saya berharap agar para peserta serius mengikuti kegiatan ini,” tegas H.M. Aqsho.
Dia juga menambahkan bahwa perkawinan merupakan pintu gerbang untuk memulai hidup berkeluarga, sebelum perkawinan kita melakukan apapun dengan pertimbangan sendiri, namun setelah perkawinan semua hal harus dipecahkan bersama antara suami dan istri.
“ Jadikan perkawinan kalian menjadi surga dunia dalam artian perkawinan yang bahagia dan menjadi pasangan sakinah mawaddah serta wa rahmah,” jelasnya.
Sementara itu Kepala KUA Kec.Wonotunggal Arjo Witono dalam sambutannya mengatakan bahwa peserta yang mengikuti bimbingan ini adalah calon pasangan yang terpilih, karena menurutnya ilmu yang diberikan disini tidak pernah ditemukan dibangku sekolah manapun.
“ Panjenengan merupakan calon pasangan yang terpilih untuk mengikuti bimbingan calon pengantin ini, sehingga ikutilah dengan seksama selama dua hari agar dapat menjadikan keluarga yang bahagia,” katanya.
Sedangkan pemateri dari penyuluh KB Emy Yuliawati menyampaikan materi tentang pencegahan stunting. Menurutnya Stunting adalah suatu Kondisi gagal tumbuh pada anak yang mengalami kelainan sejak dalam kandungan dimana pertumbuhan anak tidak sesuai dengan usianya hal ini disebabkan karena kurangnya asupan gizi sejak dalam kandungan
“ Dampak Stunting bagi anak akan mudah terserang penyakit, kemampuan kognitif kurang, fungsi tubuh tidak seimbang, postur tubuh tidak maksimal, dan saat tua bereksiko terkena penyakit,” jelas Emy Yuliawati .
Dia menambahkan bahwa stunting bisa dicegah sejak dini dengan memberikan asi secara penuh, pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, akses air bersih dan fasilitas sanitasi dan memantau pertumbuhan balita di posyadu .
“ Setelah menikah kami berpesan bila para ibu telah mengandung jangan lupa asupan gizi terus dijaga dan selalu memeriksakan kandungan ke Pukesmas,” pungkasnya. (Teguh-Bimas/Zy)