Batang – Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ujung Negoro 02 adalah Milik Masyarakat Desa Ujung Negoro, sehingga peran serta Masyarakat adalah hal Mutlak, demikian disampaikan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Batang, Kudaifah saat memberikan sambutannya pada acara syukuran dalam rangka penganugerahan piala adiwiyata madrasah tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup di MI Ujung Negoro 02 Kecamatan Kandeman Kab. Batang pada Kamis, (07/02) yang lalu. Hadir dalam acara itu Kasi.Pendidikan Madrasah, Perwakilan dinas lingkungan hidup Kabupaten Batang, pengurus yayasan, Tokoh masyarakat serta direktur PT Bhimasena Power Indonesia.
Kudaifah menyatakan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada dewan guru dan yayasan MI Ujung Negoro yang telah bekerja keras guna menciptakan suasana MI yang begitu baik hingga terpilih untuk mengikuti ajang bergengsi dari Kementerian lingkungan hidup yaitu adiwiyata madrasah.
“Saya ucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dewan guru dan yayasan MI Ujung Negoro 02 yang telah bekerja keras untuk mengikuti ajang adiwiyata madrasah tingkat nasional ini,” katanya.
Dia juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kementerian lingkungan hidup Kab. Batang yang telah memilih dan membina MI Ujung Negoro 02 ini hingga terpilih sebagai madrasah adiwiyata ditingkat propinsi Jawa Tengah hingga nasional dan direktur PT Bhimasena Power Indonesia yang telah ikut memfasilitasi MI Ujung Negoro 02 dalam mempersiapkan ajang bergengsi itu.
“Saya juga menyampaikan terimakasih kepada Kementerian Lingkungan hidup atas bimbingan dan memilih MI ini mengikuti ajang adiwiyata tingkat nasional, juga terimakasih kepada direktur PT Bhimasena Power Indonesia yang ikut membantu memfasilitasi MI ini hingga berhasil di ajang bergengsi ini,” tambahnya.
Sementara itu direktur PT Bhimasena Power Indonesia, Mr. Yamashita dalam sambutannya menyampakan bahwa PLTU yang dia pimpin itu, selain merupakan aset nasional, pasti akan berdampak pada masyarakat dilingkungannya. Namun, sedapat mungkin pihaknya akan berupaya untuk bermanfaat juga bagi lingkungan, seperti peduli dengan masyarakat maupun lembaga pendidikan yang ada.
“PLTU selain sebagai aset nasional tentu akan berdampak pada lingkungan pabrik, namun kami berupaya untuk bermanfaat juga bagi lingkungan sini, baik buat masyarakat maupun pendidikan, bahkan tidak hanya untuk MI Ujung Negora saja, kami juga ikut membatu literisasi pada TPQ dan madin di 14 desa sekitar PLTU,” jelasnya.
MI Ujung Negoro 02 adalah salah satu madrasah yang terkena dampak pembangunan PLTU di desa Ujung Negoro Kecamatan Kandeman Kab. Batang, dimana sekitar bulan Agustus 2018 yang lalu didaulat Dinas Pendidikan dan Kementerian Lingkungan Hidup Kab. Batang untuk maju mengikuti ajang pemilihan madrasah adiwiyata di tingkat provinsi Jawa Tengah dan lolos sampai di tingkat nasional. Pada Desember yang lalu MI ini dinyatakan sebagai madrasah yang layak mendapatkan tropy madrasah adiwiyata nasional. (Zy/Wul)