Moderasi Beragama Dan Stunting Warnai Materi Bimbingan Calon Pengantin

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
* Kasubag Tata Usaha H. Abdul Wahab sedang menyampaikan materi moderasi beragama didepan para calon penantin di KUA Kecamatan Wonotunggal

Batang – Untuk memberikan bekal pengetahuan baik yang menyangkut kesehatan, hubungan suami istri maupun pemahaman tentang berkeluarga yang baik, KUA Kecamatan Wonotunggal menggelar bimbingan pernikahan pra nikah bagi calon pengantin mandiri pada Rabu-Kamis (6-7/07) kemaren. Tampil sebagai pembicara didepan 15 pasang calon pengantin diantaranya Kepala Sub. Bagian.TU H. Abdul Wahab, Kasi Bimas Islam H. Sodikin, Kepala KUA Kecamatan Wonotunggal H. Abdullah Najib, Penyuluh PLKB Eny Yuliawati, dan beberapa Penyuluh Agama Islam.

Dalam materinya Kepala Sub. Bagian Tata Usaha H. Abdul Wahab mengatakan bahwa calon pengantin disamping harus memahami trik –trik untuk bisa menjadikan keluarga sakinah mawaddah warahmah juga perlu diberi pemahaman tentang moderasi beragama untuk dapat dipahami sebagai sikap dan perilaku selalu mengambil posisi ditengah – tengah ( Wasathiyah).

“ Memahami moderasi beragama berarti selalu bertindak adil dan tidak ekstrem dalam praktek beragama,” kata H. Abdul Wahab.

Dia juga mengharapkan agar calan pengantin ditengah masyarakat harus bisa bersikap moderat menghindari perilaku ekstrim agar masyarakat dapat kondusif, aman dan damai.

“ Salon pengantin diharapkan bisa berfikir secara moderat selalu menghindarkan perilaku ektrem, sehingga nanti setelah terjun kemasyarakat bisa terciptanya kehidupan masyarakat yang ,kondusif, aman dan damai,” harapannya.

Sementara itu Kasi Bimas Islam H. Sodikin menyampaikan pentingnya meluruskan niat di dalam mengawali niat akan berkeluarga atau menikah. Menurutnya niat yang lurus menikah adalah untuk beribadah kepada Allah SWT karena dengan menikah maka sudah memiliki separo dari kesempurnaan agamanya.

” Tidak kalah penting dalam niat menikah yaitu untuk beribadah kepada Allah, karena dengan menikah akan sempurna dari separuh agamanya,” tandasnya.

* Kasi Bimas Islam H. Sodikin dengan bercanda dan dialog menyampaikan materi didepan calon pengantin

Sedangkan itu Kepala KUA Kecamatan Wonotunggal H.Abdullah Najib, memberikan permainan Puzzle, yang didalamnya sebuah keterangan untuk mengingatkan bahwa dalam perjalanan kehidupan keluarga suami istri (pasutri) nantinya pasti akan mengalami masalah.

“ Suatu ketika diperjalanan hidup pasutri pasti akan menghadapi permasalahan dalam keluarga, maka perlu sekali dibutuhkan kesabaran dan kerja sama antara suami istri untuk mencari solusi yang  terbaik, jika terjadi kesulitan tidak menemukan titik temu masalah maka segeralah minta bantuan saran dari pihak lain yang lebih berkompeten,” tegas H. Abdullah Najib.

Adapun Penyuluh PLKB Eny Yuliawati dalam materinya menyampaikan pentingnya penangan stanting. Menurutnya masalah ini sangat penting diketuahui oleh calon bapak dan calon ibu karena stanting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

“Masalah stanting sangat penting diperhatikan oleh calon-calon ibu rumah tangga, karena dengan stanting bisa menghambat pertumbuhan anak,” kata Eny Yuliawati.

Bimbingan semakin menarik oleh para peserta dengan berbagai macam permainan, dialog maupun peragaan yang disampaikan oleh para penyuluh agama Islam baik Hj. Rohimin, Slamet Hasanudin maupun Maskur. ( Rohimin/Zy_humas/rf )