MTs Cokroaminoto Tanjungtirta Raih Peringkat Kelima Tingkat Provinsi Perolehan Medali Level Internasional

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Kerja keras dan semangat juang yang tinggi dibarengi sikap pantang menyerah para guru MTs Cokroaminoto Tanjungtirta (Mascot) kecamatan Punggelan kabupaten Banjarnegara dalam membimbing siswa-siswinya berbuah manis. Berdasarkan data D-PDM terbaru yang dirilis oleh Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah per 30 November 2022 Mascot menduduki urutan kelima perolehan medali tingkat internasional/antar negara dari 643 madrasah tsanawiyah se-propinsi Jawa Tengah baik negeri maupun swasta, dengan jumlah total perolehan sejumlah 42 medali.

Torehan prestasi yang luar biasa tersebut tak terlepas dari hasil kolaborasi yang apik antara guru dan siswa yang sama-sama memiliki dedikasi tinggi dalam meraih prestasi. Keikhlasan hati yang terpancar pada jiwa para guru mampu memotivasi siswa siswi Mascot hingga menghantarkannya pada urutan kelima madrasah berprestasi tingkat provinsi.

“Torehan prestasi yang sangat membanggakan semua pihak  ini merupakan hasil kolaborasi yang apik antara guru dan siswa yang sama-sama memiliki dedikasi tinggi dalam meraih prestasi. Keikhlasan hati yang terpancar pada jiwa para guru mampu memotivasi siswa siswi Mascot hingga menghantarkannya pada urutan kelima madrasah berprestasi tingkat provinsi,” ucap Rofingatun Widiyanti selaku wakabid akademik saat ditemui disela-sela membimbing kegiatan tadarus Qur’an pasca pelaksanaan Penilaian Akhir Semester, Kamis, (8/12/2022).

Ia juga  mengatakan bahwa untuk menghantarkan anak-anak sampai meraih prestasi yang sangat membanggakan tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, namun dibutuhkan sikap pantang menyerah yang dibarengi dengan kesabaran serta kerja sama yang kuat dari seluruh tim madrasah.

Sementara itu menurut Leken Setyadi selaku kepala madrasah menerangkan bahwa dalam melakukan bimbingan dan pelatihan guna membentuk siswa berprestasi, para guru harus memosisikan diri sebagai fasilitator, mereka bertugas sebagai pemandu proses dengan memberikan tantangan yang dapat mendorong siswa lebih aktif dan kreatif sehingga muncul mental prestasi. Semua proses harus lebih menekankan pada kemandirian siswa, mereka di beri ruang seluas-luasnya sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya untuk berlatih mengerjakan soal-soal di tempat-tempat terbuka ditemani hembusan udara segar.

“Kata kuncinya kita harus berani mempraktikkan proses pembelajaran merdeka, semua guru terlibat sebagai pemandu proses, sehingga semua siswa aktif dan kreatif maka akan terwujud siswa prestasi, itulah kekuatan utama Mascot dalam membangun prestasi,” terang Leken membeberkan rahasia keberhasilan Mascot. (rw/rf).