Sukoharjo – MTs Negeri 2 Sukoharjo kembali mengukir prestasi. Tak hanya di tingkat nasional, MTs Negeri 2 Sukoharjo pun mulai berprestasi di ajang internasional. Prestasi tersebut dipersembahkan oleh siswa-siswi yang berhasil menyabet emas dan perak dalam lomba Asean Innovation Science and Entrepeneur Fair (AISEEF) 2021.
AISEEF merupakan kompetisi tahunan bagi pelajar dan mahasiswa tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA). Kompetisi AISEEF mengadakan empat kategori yakni entrepeneur, environmental science, social science, dan innovation science. AISEEF 2021 diikuti oleh 450 peserta yang berasal dari 20 negara.
Ketika ditemui diruang kerjanya Jumat (5/5) pagi, pembimbing lomba dari MTs Negeri 2 Sukoharjo, Rinta Dian Pratiwi memaparkan bahwa medali emas dan perak yang diraih oleh siswa MTs Negeri 2 Sukoharjo berasal dari kategori environmental science. Adapun judul yang meraih medali emas adalah Utilization of Styrofoam Waste and Rice Husks Waste as SNI-Standard Particle Board Materials yang dipunggawai oleh Dinda Rizki Aulia, Callista Anindya Cahyaningtyas, dan Efika Nurhayati. Sementara judul yang meraih medali perak adalah Manufacture of Raw Paper Materials of Corn Stalks and Corn Husks Waste yang beranggotakan Athailla Celesta R, Annisa Niswatin H, dan Nabila Putri Anindyatama.
“Untuk yang meraih medali emas, kami meneliti dan membuat produk berupa papan pertikel dari campuran bahan sterofoam dan sekam padi, sedangkan untuk yang mendapatkan medali perak, kami meneliti dan membuat produk berupa kertas dari batang dan tongkol jagung,” terang Rinta, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut Rinta menjelaskan bahwa perlombaan dimulai dari pemilihan tema dan judul, praktik, pembuatan artikel, serta pelaksanaannya. Untuk menunjang penelitian tersebut, kedua tim melaksanakan praktik di Universitas Gajah Mada dan Pabrik Kertas Magelang.
“Lombanya sendiri dilaksanakan secara online via Zoom pada 18 Februari 2021. Siswa mengikuti prosesnya, mulai dari awal pemilihan tema dan judul sampai pelaksanaanya. Alhamdulillah, pada hari-H lomba, siswa bisa mengikuti studi kasus dan tanya jawab secara lancar,” terangnya.
Sementara itu, pembimbing lomba yang lain, Kessin Eka Septarani menyebutkan bahwa lomba di ajang internasional mempunyai tantangan tersendiri. Pasalnya, lomba dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Inggris, mulai dari pembuatan artikel hingga studi kasus dan tanya jawab.
“Anak-anak yang kami pilih untuk lomba ini termasuk yang menonjol dalam kemampuan berbahasa Inggris. Kami berkoordinasi dengan pengampu mapel English Conversation untuk memilih siswa yang maju mengikuti lomba. Alhamdulillah anak-anak mampu mengikuti perlombaan dengan baik,” tuturnya.
Kessin juga menyebutkan bahwa pandemi membatasi kedua tim untuk berlatih dan melaksanakan praktik di luar kota. Meski begitu, keuletan dan kerja keras kedua tim terbayarkan dengan meraih medali emas dan perak dalam ajang internasional tersebut. (run/djp/rf)