Kudus , (22/8) dalam rangka memupuk dan mengembangkan jiwa nasionalisme kepada para siswa SMA sederajad di Kabupaten Kudus, KesbangPol Kabupaten Kudus mengadakan kegiatan Optimalisasi Peran Pelajar dalam rangka deteksi dini dan antisipasi gangguan keamanan terhadap kelompok radikal, diikuti sebanyak 270 peserta dari unsur SMA, SMK dan MA bertempat di Balai Desa Rendeng Kec. Kota.
Kepala KesbangPol Eko Hari Jatmiko dalam sambutanya sekaligus membuka acara secara resmi mengatakan bahwa Nasionalisme di era globalisasi dengan semangat patriotisme dan nasionalisme yang melandasi semangat perjuangan kemerdekaan sekarang ini semakin luntur terutama di kalangan remaja. Oleh karena itu para siswa harus mampu mengembangkan dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dan harus bisa mewaspadai tentang radikalisme, narkoba dan terorisme. Mari kita tumbuhkan kembali semangat nasionalisme seluruh komponen bangsa sebagai upaya deradikalisasi terhadap kelompok radikal dan masyarakat yang telah terkontaminasi, tuturnya.
Hadir sebagai nara sumber dari Polres Kudus Ipda Subekhan mengatakan radikalisme adalah paham atau aliran yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sospol dengan cara yang keras. Para tokoh agama yang ikut mendirikan membangun negara menyatakan negara Indonesia merupakan final dan tidak bertentangan dengan ajaran agama sehingga harus diterima sebagai kesepakatan luhur bangsa. Dan impementasi systim Pemerintahan yang berbeda beda menjadi bukti nyata tidak ada ajaran yang baku yang ada adalah produk jihad yang berbeda beda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat.
Hadir pula nara sumber dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus Noor badi dalam materinya mengatakan peningkatan optimalisasi peran pelajar dalam rangka deteksi dini terhadap kelompok radikal adalah untuk memahami lebih awal terhadap gangguan kamtibmas paham radikal, maka harus ditanamkan kepada seluruh generasi muda penguatan nilai nilai Pancasila dengan cara menghayati, memahami dan mengamalkan. Disamping itu generasi penerus harus pula ditanamkan pendidikan karakter yang meliputi karakter intelektual, sayen dan tehnologi karena generasi tua kawatir apabila penerus bangsa ini dalam meyakini agama yang dipeluknya tidak sesuai dengan paham bangsa Indonesia sehingga tidak cocok dengan kondisi bangsa .
Selanjutnya beliau berpesan agar para pelajar tidak terpengaruh dengan paham radikalisme , maka ikutilah kegiatan kerohanian yang ada di sekolah , menjaga kerukunan antar umat beragama dan melaporkan kepada kepala sekolah atau Kamtibmas apabila menjumpai aliran yang tidak sesuai dengan paham bangsa Indonesia.St. Zul/bd