Boyolali – Madrasah Tsanawiyah Negeri 15 Boyolali mengadakan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan MTsN 15 Boyolali. Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin (18/10) tersebut dilaksanakan di Gedung MTsN 15 Boyolali dan diikuti oleh segenap ASN pada MTsN 15 Boyolali. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali, Kepala MTsN 15 Boyolali dan pranata humas Kankemenag Kab Boyolali.
Dalam materinya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali, Hanif Hanani menyampaikan bahwa perkembangan zaman menuju era globalisasi tidak mungkin dapat dihindarkan. Perkembangan arus informasi semakin masif beredar di masyarakat. Begitu pula dengan kajian keagamaan yang beredar, banyak diantaranya memiliki muatan yang tidak seiring dengan spirit kebangsaan dan kebhinekaan.
“Globalisasi tidak mungkin dihindarkan, perkembangan teknologi yang kini sudah memasuki era 5.0 membuat masyarakat mau tidak mau mengakses informasi melalui hp, banyak konten2 yang ada di hp tersebut yang tidak seiring dengan dasar negara yaitu pancasila dan undang undang dasar 45.” Kata Hanif.
Perkembangan informasi yang semakin masif membuat pemerintah memberikan filter terhadap informasi yang beredar di media elektronik. Segala informasi yang tidak sesuai dengan spirit kebangsaan dan bhinneka tunggal ika oleh perintah diberikan filter sehingga informasi tersebut tidak menganggu stabilitas keamanan NKRI.
“Pemerintah melalui kementerian komunikasi dan informasi sudah memberikan filter terhadap konten konten yang tidak sesuai dengan kebhinekaan.” Lanjut hanif
Namun demikian masih banyak informasi yang lolos dari filter tersebut. disinilah peran moderasi beragama menjadi filter pribadi dari informasi yang tidak sesuai dengan spirit kebangsaan. Moderasi beragama menjadi bahan pertimbangan bagi individu atas informasi yang beredar di media elektronik sehingga individu yang mengakses informasi tersebut dapat memilah mana informasi yang patut diterima dan diaplikasikan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan kaidah agama.
“moderasi beragama yang didengungkan oleh Kementerian Agama salah satunya berfungsi menjadi filter bagi diri sendiri atas informasi yang beredar sehingga kita bisa memilah mana informasi yang sesuai dengan kepribadian kita sebagai bangsa indonesia.” tegas hanif.
Hanif berharap agar para pendidik dan tenaga kependidikan mampu memahami moderasi beragama sebagai spirit dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. serta dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai ASN yang mengabdikan diri di madrasah. (Zoelva/Jaim/rf)