081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Prioritas Kesehatan Calon Pengantin untuk Mewujudkan Generasi Berkualitas

* Bidan Puskesmas Batang 2 Ratna Widiastuti sedang memberikan bimbingan kesehatan reproduksi pada peserta bimbingan perkawinan mandiri di aula KUA Kecamatan Batang

Batang – Terkait Perkawinan, KUA bukan hanya semata-mata melaksanakan pelayanan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan nikah rujuk,  akan tetapi lebih dari itu, kesiapan mental dan kesehatan calon pengantin juga harus menjadi poin penting, demi pernikahan yang sehat dan harmonis. Seperti yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Batang pada Kamis (08/12) dalam kegiatan rutin bimbingan perkawinan mandiri bagi calon pengantin berkolaborasi dengan Puskesmas Batang 2. Bimbingan diikuti oleh 15 pasang catin dengan pemateri oleh Bidan Puskesmas Batang 2 dan Penyuluh Agama Islam KUA Batang.

Bidan Puskesmas Batang 2 Ratna Widiastuti dalam keterangannya mengatakan berbicara soal keluarga sakinah tentu diawali dengan ibu yang sehat. Karena kalau ibu tidak sehat semuanya pasti bermasalah. Untuk itu, catin perlu membekali dirinya dengan pengetahuan kesehatan reproduksi keluarga.

“Ketika tidak dilakukan bimbingan perkawinan atau  konseling kesehatan kepada calon pengantin ini memang sedikit  bermasalah. Pasangan muda yang akan menikah saat ini bukan tidak tau dengan kesehatan mereka tetapi  lebih banyak mereka tidak peduli. Karena mereka berfikir bahwa sehat itu bukan milik mereka tetapi milik tim kesehatan. Oleh karena itu pada kesempatan ini catin perlu diberi wawasan ,” ujar Ratna Widiastuti.

Dia juga mengingatkan kepada para catin agar memahami pentingnya kesehatan, karena ada beberapa permasalahan yang ditimbulkan dari tidak terpenuhinya unsur kesehatan. Menurutnya permasalahan itu diantaranya pertama kematian ibu. Seorang ibu sebelum hamil harus sehat dulu. Ada proses 9 bulan yang harus dipenuhi dengan status kesehatan yang baik. Ini perlu kesiapan karena angka kematian ibu sangat tinggi. 1-2 ibu meninggal setiap 1 jam tertinggi ke 2 di ASEAN. Kedua pernikahan anak yang juga nomor 2 tertinggi di Asean. Solusi menekan angka pernikahan anak ini adalah usia nikah anak itu dinaikkan karena hal ini terkait dengan kesehatannya. Ketiga, kematian bayi baru lahir. 8 (delapan) bayi baru lahir meninggal setiap 1 jam. Pada ibu dibawah usia 20 tahun 3 kali lipat dibandingkan ibu usia 20-29 tahun (SDKI, 2017), kematian bayi 13-14 bayi meninggal setiap 1 jam.

“Kondisi rahim sebelum umur 20 tahun belum sempurna atau belum kuat, banyak permasalahan yang ditimbulkan, maka harapannya pernikahan itu diatas 20 tahun,” ungkap Ratna.

* Penyuluh Agama Islam Slamet Hasanudin tampak sedang menyampaikan materi pembinaan pada peserta bimbingan perkawinan mandiri di aula KUA Kecamatan Batang

Selain itu dia juga menegaskan tentang kondisi stanting di Indonesia. Menurutnya masalah stunting diperoleh data 1 dari 3 anak mengalami stunting. Stunting itu tidak hanya gagal tumbuh, tetapi perkembangan intelektualnya juga bermasalah.

“Stunting itu tidak dimulai ketika dia lahir tetapi dimulai ketika ibunya hamil, ibu yang mengalami anemia (kurang darah) kurang dari 11 persen itu peluangnya sangat besar untuk melahirkan anak stunting,” ulasnya.

Sementara itu, kepada para Catin , Penyuluh Agama Islam Fungsional, Slamet Hasanudin, mengingatkan bahwa dalam perjalanan kehidupan keluarga nantinya kadangkala pasangan suami istri akan menghadapi problem atau masalah. Problem tersebut perlu dihadapi dengan sabar dan kerjasama antara suami istri untuk mencari solusi terbaik. Sekiranya sulit menemukan solusi, pasutri bisa meminta saran dari pihak lain yang lebih berkompeten.

“Dalam perjalanan kehidupan keluarga nantinya pasangan suami istri akan menghadapi problem atau masalah. Problem tersebut perlu dihadapi dengan sabar dan kerjasama antara suami istri untuk mencari solusi terbaik, sekiranya sulit menemukan solusi, pasutri bisa meminta saran dari pihak lain yang lebih berkompeten,” jelas Slamet Hasanudin. ( hasanudin/Zy_humas/rf)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content