Karanganyar – Sejatinya, Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional Ke-V yang diselenggarakan di Kota Jambi adalah panggung pembuktian diri bagi santri-santri di kawasan pesisir. Hal ini terbukti dengan jumlah trofi yang dibawa pulang oleh santri-santri tersebut dari tahun ke tahun. Namun pada perhelatan MQK kali ini, ada seorang putra dari pedalaman di kaki gunung lawu, yang berasal dari Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih – Kabupaten Karanganyar berhasil mengukir sejarah pada pentas akbar tersebut.
Adalah Dzakwan ‘A’isy Fajar Azhari yang mencatatkan namanya pada sebuah trofi di bidang majelis ulya hadist MQK. Walaupun putra yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Imam Bukhori Gondangrejo-Karanganyar ini hanya mampu meraih juara 2 tingkat Nasional dan juara 1 tingkat Jawa Tengah, namun hal ini merupakan sejarah baru bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar yang sebelumnya tidak pernah berbicara di ajang MQK Nasional sejak pertama kali digelar pada tahun 2002.
Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, H. Mustain Ahmad SH.MH. yang mendampingi Dzakwan sampai ke Kota Jambi bersama Kasi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, Drs. H. Nurhadi MM. beberapa waktu lalu, “Hasil yang didapat oleh Dzakwan ‘A’isy Fajar Azhari ini adalah prestasi yang luar biasa bagi kita sebagai warga di Kabupaten Karanganyar”.
“Kalau anak pesantren yang berasal dari pesisir mendapatkan juara di MQK, itu sudah sewajarnya karena mereka pernah bertemu Wali, tapi kalau anak pedalaman yang berhasil mendapatkan juara, itu adalah prestasi yang luar biasa dan patut kita syukuri karena kita hanya bertemu wali murid atau wali nikah”, ujarnya saat memberikan pembinaan di Apel Pagi (8/9/14).
Lebih lanjut beliau berharap agar Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam di Kankemenag Kab. Karanganyar bekerja lebih keras agar dapat menemukan mutiara lainnya seperti Dzakwan untuk diikutkan pada lomba-lomba di tingkat Provinsi dan Nasional. (Hadi)