Doa Bersama sebagai Upaya Meringankan Beban Warga MTsN 1 Pati

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

PATI — Ada suasana berbeda di MTsN 1 Pati, biasanya di setiap hari Jumat diadakan kegiatan pembacaan Albarjanji dalam rangka meningkatkan rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah setelah kegiatan shalat isyraq dan dhuha bersama. Namun, Jumat Pahing tangal 8 September 2023 ada yang berbeda, di samping kegiatan yang sudah berlaku seperti di atas tadi, ada satu kegiatan tambahan, yaitu kirim doa bersama.

Kirim doa bersama atau yang biasa dikenal dengan istilah tahlilan (membaca kalimah-kalimah toyyibah) diperuntukkan untuk semua ahli kubur warga madrasah, baik Bapak Ibu guru yang telah meninggal mendahului kita, Bapak Ibu, kakek nenek, dan saudara-saudara warga madrasah serta warga Desa Pekalongan Kecamatan Winong sebagai domisilinya MTsN 1 Pati, juga diperuntukkan khusus Bapak Abdul Rauf (ayah dari dua guru MTsN 1 Pati) yang baru seminggu meninggal dunia dan ananda Danish Talita Husna (anak dari ibu guru MTsN 1 Pati) yang baru 3 hari meninggal dunia.

Selaku Kepala MTsN 1 Pati, saya menyampaikan dengan tegas, bahwa kita harus peduli kepada diri sendiri, peduli kepada keluarga, dan juga peduli kepada saudara serta lingkungan sekitar kita. Kita harus saling memberi dan saling membantu agar hidup kita damai aman dan tenteram. Bantuan itu tidak hanya untuk orang-orang yang masih hidup, tetapi juga diberikan kepada orang-orang yang telah meninggal dunia, baik itu orang tua, saudara, kerabat, tetangga, bahkan orang lain sekalipun.

Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya:

“Apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal, yakni shodaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya”. (HR Muslim).

Betapa sedihnya orang yang telah meninggal dunia, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki bekal yang cukup, pasti akan sengsara di alam barzahnya. Mereka sudah tidak ada kesempatan lagi untuk beramal kebaikan, walaupun karena kecewa, mereka terus minta kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia barang waktu sehari untuk berbuat baik sebanyak-banyaknya, namun mereka tidak akan dapat kesempatan itu. Akan tetapi, masih ada salah satu jalan untuk meringankan dan membantunya atas kesengsaraannya tadi, salah satunya adalah doa dari anak, cucu dan saudara yang sholeh-sholehah.

Untuk itu, warga MTsN 1 Pati selalu diajak berdoa bersama dalam setiap kesempatan, dalam rangka membantu meringankan beban orang tua, anak cucu, saudara-saudara kita yang membutuhkan dengan bacaan tahlil, tahmid, istighfar, shalawat, dan lain sebagainya karena ada syair Jawa yang berbunyi “Marang wong tuwo kang masih urip kirimino, marang wong tuwo kang wis mati suguhono” yang memiliki arti kurang lebih “Kepada orang tua kita yang masih hidup harus kita bahagiakan dengan cara memberi dan mengirim sesuatu yang disukai. Demikian pula kepada orang tua yang sudah meninggal harus kita bahagiakan pula dengan cara menyuguhi doa-doa yang sangat dibutuhkan untuk meringankan bebannya”.

Ajarkan Amal Jariyah dan Ilmu yang Bermanfaat

Di samping warga madrasah selalu diajak berdoa bersama, mereka pun kami ajak untuk berlatih melakukan amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat, karena kedua hal tersebut yang bakal secara otomatis menyelamatkan kita di alam kubur setelah kita putus semua amalnya sebagaimana hadits yang kami sadur di atas.

Amal jariyah berarti perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi yang melakukannya, meskipun ia telah berada di alam akhirat. Pahala dari amal perbuatan tersebut terus mengalir kepadanya selama orang yang hidup mengikuti atau memanfaatkan hasil amal perbuatannya ketika di dunia. Di sinilah kelebihan dari amal jariyah dibanding amal-amal yang lain yang hanya diberi balasan sekali dalam satu perbuatan. Amal jariyah bisa berupa harta, benda, perbuatan, serta doa kepada sesama muslim.

Dari sinilah seluruh warga madrasah saya ajak untuk mau melakukan amal jariyah. Bagi yang mampu dengan hartanya, dianjurkan untuk beramal menggunakan hartanya, misal jariyah istiqomah setiap hari untuk kepentingan membangun masjid dan sarana madrasah lainnya. Bagi yang tidak mempunyai harta bisa beramal jariyah menggunakan tenaganya, misal membersihkan masjid, menata sandal para santri, membimbing, mendampingi para santri dalam menjalankan amal shalih, ngaji, shalat berjama’ah, dan lain sebagainya. Adapun bagi yang tidak memiliki harta dan tenaga bisa beramal jariyah dengan doa yang baik untuk sesama muslim, karena doa itu bagaikan pedang, doa adalah perisai dan doa pasti dikabulkan oleh Allah, hanya kapan waktunya itu merupakan hak prerogatif Allah.

Ilmu yang bermanfaat sama kedudukannya dengan amal jariyah setelah kita meninggal kelak, yaitu bisa memberikan pertolongan kepada kita walaupun kita sudah berada di alam kubur.

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang kita berikan kepada orang lain dan orang itu mengamalkannya sehingga saat orang lain mengamalkan ilmu yang kita berikan maka pahalanya akan terus mengalir kepada kita sebagai pemberi. Ilmu yang bermanfaat bisa berarti juga ilmu yang sudah kita miliki walaupun sedikit namun kita jalankan, kita amalkan atau kita lakukan, sehingga ilmu itu akhirnya berguna bagi kita baik saat di dunia maupun di akhirat kelak. Ada pepatah, ilmu yang tidak kita amalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah, hanya bisa digunakan untuk kayu bakar belaka.

Bagaimana supaya kita mendapatkan ilmu yang manfaat?

Dalam kitab ta’lim muta’allim dijelaskan bahwasanya untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat maka ada tiga adab yang harus dilaksanakan oleh pencari ilmu, yaitu:

  1. Adab terhadap diri sendiri

Dalam mencari ilmu, maka harus punya niat yang baik dan niat yang sungguh-sungguh. Niatkan mencari ilmu hanya karena Allah saja bukan karena yang lainnya. Jadi ketika hendak berangkat ke sekolah, niatnya bukan hanya untuk mendapatkan uang jajan, bukan untuk bertemu teman, bukan untuk nongkrong di warung, bukan untuk hal-hal yang lainnya tetapi cukup niatkan untuk belajar, untuk mencari ilmu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  • Adab terhadap guru

Dalam mencari ilmu, kita harus memiliki rasa hormat, patuh, sopan dan santun terhadap bapak dan ibu guru. Ketika bertemu dijalan, ucapkanlah salam. Bilapun jauh bisa dengan tersenyum dan menundukkan kepala bukan hanya harus hormat dan sopan santun terhadap guru saja, kita pun harus memuliakan dan menghormati kerabat, sahabat, serta keluarga dari ibu dan bapak guru.

  • Adab terhadap teman

Dalam mencari ilmu, kita juga harus punya adab terhadap teman-teman kita dengan cara menghargai dan tidak menyakitinya, tidak membully. Karena kalau kita terlibat masalah dengan teman-teman kita, maka kita tidak akan fokus dalam belajar. Kita juga harus memberi semangat dan mengajak teman-teman kita untuk bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu.

Dengan kegiatan-kegiatan istiqomah di MTsN 1 Pati, dapat menghantarkan siswa-siswi menjadi anak sholeh-sholehah yang mau mendoakan kepada orang tuanya, tercatat sebagai muslim yang suka beramal jariyah, serta ilmunya bermanfaat, sehingga bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga, menyelamatkannya di dunia dan akhirat. Aamiin. (Ali Musyafak-Kepala MTsN 1 Pati)