Husnan Basuni : Ramadhan, Saatnya Melatih Hati

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pati – Ramadhan menjadi bulan bagi tiap Muslim untuk kembali mendidik dirinya dan melatih hatinya. Sebab, Ramadhan mengajarkan banyak kebaikan bagi umat Islam. Hal tersebut disampaikan KH. Ahmad Husnan Basuni dalam Kajian Kitab “Nashoihul  Ibad” bakda Dzuhur di Masjid “Al Ikhlas” Kantor Kemenag Kabupaten Pati, Selasa (30/5).

Husnan menjelaskan, memasuki Ramadhan, tidak sedikit orang yang menganggap enteng ampunan karena berpikir di Ramadhan mudah memohon ampunan. Beruntung Ramadhan adalah bulan penuh rahmat sehingga sebesar apapun dosa seseorang, di Ramadhan ia diterima dan diberi rahmat. ”Di Ramadhan itu, orang minta ampun, Allah ampuni, dibebaskan dari hukuman. Ramadhan bisa jadi saksi keikhlasan atau ketidak ikhlasan ibadah seseorang,” kata Husnan.

Ramadhan sebenarnya melatih umat Islam untuk menyiapkan diri bertemu lailatul qadar. Bertemu lailatul qadar itu membuka hati untuk mencapai takwa. Ciri orang bertakwa adalah bisa membedakan yang benar dan batil. ”Takwa juga tujuan dari puasa,”urai Husnan.

Ramadhan juga melatih kesabaran, bersabar dalam mengerjakan ketaatan dan bersabar dari dosa serta maksiat. ”Satu rakaat diimami imam Timur Tengah, kita sudah balik kanan cari masjid lain. Banyak yang belum mulai sudah pesimis, ”jelas Husnan.

Padahal, ibadah saat ini bisa jadi tidak ada apa-apanya. Para salafush shalih bisa 1.000 kali sujud sebulan dalam Ramadhan. Imam Syafii bisa mengkhatamkan Alquran 60 kali sebulan, “tandasnya.

Dari sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyuruh umat Islam untuk bangun pada waktu sahur, karena dalam sahur ada keberkahan. Juga, makan sahurlah meski hanya seteguk air. ”Jadi ini bukan soal makannya, tapi bangun untuk taat. Kalau disiplin bangun di saat sahur, insya Allah nanti terbiasa, ”ujar Husnan.

Ramadhan juga jadi bulan mengendalikan lisan. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah dan Hakim, Rasulullah bersabda puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Puasa membuat orang menahan diri dari perkataan sia-sia dan kotor. Apabila ada seseorang mencelamu atau berbuat usil, katakanlah padanya, ”Aku sedang puasa”.

”Sekarang kita pikirkan, apa betul shalat, puasa, dan ibadah kita berkualitas? “pungkas Husnan. (Athi’/bd)