Jangan Sampai Negara Rontok Karena Narkoba

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kebumen – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen melalui seksi PD Pontren, menghadiri undangan Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo dalam kegiatan Sarasehan Kyai , Ulama dan Habaib Pondok Pesantren se-eks Karesidenan Kedu, Selasa (21/2).

Kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Iman desa Bulus kecamatan Gebang dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Forkompida, Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP), dan para Ulama se- Eks Karesidenan Kedu.

Akhmad Tamam yang hadir selain sebagai perwakilan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen juga selaku Ketua FKPP Kabupaten Kebumen. Dia mengatakan bahwa pendidikan di Pondok Pesantren tidak  diarahkan untuk radikalisme, demonstrasi, apalagi sampai perilaku konsumtif penggunaan obat-obatan terlarang. “Itu hampir dikatakan tidak ada di lingkungan Pondok,” ucapnya.

Dia mengutip ucapan Gubernur Jateng bahwa khusus untuk masalah obat terlarang, dalam sehari di Indonesia terdapat 50 orang meninggal dunia akibat narkoba. Oleh karenanya semua pihak tidak boleh tinggal diam, kita harus bersama-sama mencegah peredaran maupun penggunaan narkoba agar generasi muda kita bisa selamat. “Jangan sampai negara rontok karena narkoba,” tegas Gubernur

Tamam menyampaikan kesimpulan tentang harapan dari Gubernur Jawa Tengah, lingkungan Pondok Pesantren merupakan gambaran kecil dari Kebhineka Tunggal Ika-an,  terdiri dari berbagai suku, warna kulit dan bahasa, namun mereka bisa berbaur dengan baik karena mempunyai tujuan yang sama yaitu mendapatkan ilmu. “Jangan sampai terpancing isu intoleransi, semua harus sama dalam kerangka NKRI,” ujarnya.

Selain hal tersebut dia juga menyampaikan harapan Gubernur supaya Pondok Pesantren bisa berdikari, terlebih sekarang tidak hanya ilmu-ilmu keagamaan yang diajarkan tapi juga ilmu umum seperti pelajaran di sekolah atau Madrasah. “Hal ini akan menjadi dasar bagi mereka untuk bisa belajar lebih mandiri,” tuturnya.(bgkt/Af)