Kemenag Membangun Karakter Bangsa melalui Pendidikan Agama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Kelahiran Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan Hardiknas Tahun 2017 mengambil tema Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas.

Bupati Purbalingga, Tasdi pada upacara peringatan Hardiknas, Selasa (02/05) di Alun-Alun Purbalingga membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayan pada Upacara Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2017. Tasdi mengatakan diantaranya kepemimpinan pendidikan Ki Hajar Dewantara yang mengajukan konsep Laku Telu.

“Laku Telu atau tiga peran yang dirumuskan dalam frasa bahasa Jawa Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani yang artinya apabila di depan member teladan, apabila di tengah memberi ilham (inspirasi) dan apabila di belakan member dorongan,” kata Tasdi.

Bupati juga memberikan penghargaan kepada guru, kepala dan pengawas berprestasi serta membagikan secara simbolis Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada anak-anak yang putus sekolah dan yang masih bersekolah tapi terkendala dalam hal biaya pendidikan.

Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama, Ahmad Muhdzir yang mendapat amanat sebagai petugas doa pada upacara yang juga dihadiri oleh pegawai kemenag Purbalingga menyampaikan harapan bahwa momentum Hardiknas tahun 2017 sebagai hari yang bermakna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk terus berjuang meraih bangsa yang beradab, warga yang berilmu, selalu berlomba untuk mengajarkan ilmu dan juga belajar tentang ilmu.

Lebih lanjut Muhdzir saat ditemui seusai upacara di ruang kerjanya terkait peranan Kemenag dalam pendidikan. “Peran serta kemenag dalam hal pendidikan adalah sangatlah menunjang dan mendukung, karena anggaran yang paling besar adalah anggaran pendidikan lebih dari 85% anggaran untuk pendidikan,” jelas Muhdzir.

Ditambahkan, “Sumbangsih bagi pendidikan lain selain pendidikan formal, kementerian agama juga membina pendidikan non formal seperti TPQ, Madrasah Diniyah dan pondok pesantren yang semuanya tidak bisa dianggap ringan dalam hal membangun karakter bangsa yang berakhlak mulia, terutama ini yang dibutuhkan oleh bangsa saat ini yaitu membangun karakter bangsa yang bisa dibangun dengan pendidikan agama”. (sf/gt)