Latihan Manasik Haji Kenalkan Rukun Islam Kelima Sedini Mungkin

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pati – Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika laa syariika laka labbaik, Innal hamda wan-ni’mata laka walmulka laa syariika laka….

Bacaan Talbiyah mengumandang syahdu pada kegiatan manasik haji yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan KUA Kecamatan Tlogowungu Pati, diikuti sebanyak 240 peserta yang terdiri dari siswa-siswi 8 (delapan) SD (Sekolah Dasar) se-Kecamatan Tlogowungu Pati, didampingi segenap guru agama SD, di lapangan olah raga Tlogowungu Pati (15/3).

Dengan berpakaian Ihram, siswa-siswi SD itu dengan antusias mengikuti rangkaian manasik Haji. Kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun ini diperkenalkan kepada siswa-siswi SD  dengan tujuan untuk mengenalkan tatacara ibadah Haji yang merupakan rukun Islam kelima. Demikian disampaikan Kepala KUA Kecamatan Tlogowungu Muthoza, yang membuka kegiatan ini secara resmi.

Toza (begitu panggilan akrab Kepala KUA Kecamatan Tlogowungu) menjelaskan, Bagi seorang muslim kegiatan ini tentu sangat bermanfaat. Dengan mempraktekkan langsung tata cara ibadah Haji, diharapkan siswa-siswi SD di wilayah kecamatan Tlogowungu ini mendapatkan pengalaman yang berkesan berkaitan dengan prosesi ibadah Haji di tanah suci Mekah, jelasnya.

Lebih lanjut Toza mengatakan, “Tujuan dari manasik ini adalah mengenalkan rukun Islam yang kelima melalui pembelajaran secara langsung”. Sebisa mungkin anak-anak menjalankan latihan secara maksimal. Dalam hal ini, mulai dari pakaian hingga dekorasi dibuat semirip mungkin dengan ibadah Haji sesungguhnya. “Harapannya, anak-anak benar-benar mengetahui dan memahami bagaimana ibadah haji dijalankan. Tidak hanya itu, mereka juga belajar untuk disiplin dan teratur. Karena mereka harus mengikuti aturan yang ada,” tukasnya.

Toza menambahkan, berhaji bukanlah sekedar ritual saja, tetapi juga mengandung hikmah yang luar biasa. Meneladani sifat-sifat Nabi merupakan inti dari kegiatan manasik ini. Seperti halnya Sa’i, yang merupakan perjuangan Siti Hajar dalam merawat anaknya, Ismail. Perjuangan Siti Hajar dalam berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah bolak-balik sebanyak 7 kali, menggambarkan perjuangan tanpa kenal lelah dan mengeluh,”terangnya.

Toza menjelaskan, Ibadah Haji sejatinya adalah kewajiban umat muslim bagi  yang mampu. Dengan mempelajari tatacara ibadah Haji melalui kegiatan manasik, berarti kita telah memulai satu langkah menuju tanah suci Mekah. Harapan kami, suatu hari nanti anak-anak akan dapat menjalani rangkaian ibadah Haji yang sesungguhya,” pesannya mengakhiri sambutannya.

Sementara itu Ketua pelaksana Slamet mengutarakan, Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB ini dipimpin oleh guru-guru agama di wilayah SD Tlogowungu, siswa-siswi diajarkan melakukan rangkaian ibadah Haji seperti : Ihram, Wukuf, Thawaf, Sa’i, melempar Jumrah, sampai dengan Tahallul dilakukan dengan tertib dan lancar. Siswa-siswi SD kelas 1-3 dengan usia antara 7 – 9 tahun terlihat bersemangat mengikuti kegiatan yang sudah mereka tunggu-tunggu ini.

Melakukan simulasi rukun haji ditengah panasnya cuaca pada hari itu, ternyata tidak membuat anak-anak hebat ini menurun semangatnya. Berbekal rasa ingin tahu yang tinggi akan rukun Islam yang kelima, mereka asyik dan menikmati rangkaian demi rangkaian kegiatan manasik haji sampai selesai. (Athi’/bd)