Kemenag Klaten Bina Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Pendidikan religi untuk anak usia dini dapat dilakukan secara informal melalui keluarga maupun lingkungan sosial masyarakat, salah satu bentuknya adalah melalui Taman Pendidikan Alquran (TPQ). TPQ salah satu solusi terbaik untuk menyelamatkan karakter generasi penerus bangsa ini.

Pernyataan tersebut disampaikan  Kasi PD Pontren Bakri dalam memberikan sambutan Rapat Koordinasi Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam, bertempat di TPQ Azzahrah Bero Trucuk, yang dihadiri 42 orang perwakilan Ketua TPQ se Kab. Klaten, Kamis (15/6).

Kegiatan ini sesuai dengan misi Kementerian Agama melakukan kegiatan dalam pembinaan umat, yaitu meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama, pendidikan agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan keagamaan, kata Bakri.

Tujuan rakor ini menyatukan visi, misi dan presepsi antar seluruh Pimpinan Lembaga Pendidikan Islam pada TPQ agar terciptanya sinkronisasi dan sinergitas program seksi PD. Pontren pada tahun 2017, dalam rangka merespon perubahan-perubahan serta sebagai wahana silaturrahmi dan ukhuwah diantara sesama pengelola Lembaga Pendidik Islam TPQ.

Diantara ustad/ustadzah dengan kegiatan ini dapat saling sharing bertukar pikiran untuk kemajuan. Dengan mengajak dan mengarahkan dan membina agar anak cinta, gemar dan senang terhadap kitab suci Alquran.

Lebih lanjut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten, Masmin Afif menjelaskan, bahwa Education Management Information System (EMIS) mempunyai peran yang sangat strategis dalam pengembangan kependidikan khususnya di bawah naungan Kementerian Agama.

“Salah satu peran data EMIS pada bidang PD Pontren yaitu sebagai syarat bagi lembaga (Pontren, Diniyah dan TPQ) yang mengajukan proposal bantuan dan penghitungan dana BOS bagi pontren berstatus Wajar Dikdas” ucapnya.

Untuk itu karena pentingnya data EMIS, Masmin Afif  mengingatkan agar semua pimpinan lembaga pendidikan keagamaan Islam  dapat mengisi semua instrumen isian tentang lembaga serta santri-santrinya.

“Perlu diingat jangan sekali-kali mengisi asal isi saja tanpa menbaca terlebih dahulu petunjuk pengisian, karena akan menyebabkan beberapa variabel programnya akan hilang sehingga menyebabkan data tidak bisa terupdate,” pesannya.

Masmin juga menambahkan bahwa dengan meningkatnya kualitas pengelolaan lembaga juga akan berimbas pada peningkatan kualitas guru dan siswa. Pemerintah telah mengupayakan berbagai usaha dan upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan lembaga pendidikan keagamaan, seperti bantuan fisik maupun operasional kepada lembaga.(yn_aj/Wul)