Muh Habib : Mantapkan Niat dan Ikhlas dalam Berhaji

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Undang-Undang nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji mengamanatkan bahwa upaya penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji terus dilakukan agar pelaksanaan ibadah haji berjalan aman, tertib dan lancar sehingga jemaah haji dapat menunaikan ibadah sesuai ajaran agama Islam.

Pemerintah berkewajiban menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan berbagai hal yang diperlukan oleh jemaah haji termasuk pembinaan dan perlindungan jemaah haji. Beberapa hal inilah yang ditekankan Kepala Kantor Kementerian agama Kota Semarang Muh Habib ketika memberikan pengarahan pada kegiatan Bimbingan Manasik Haji ke-1 tingkat Kota Semarang. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kemenag Kota Semarang berlangsung di Auditorium Kampus III UIN Walisongo Semarang, Sabtu (08/07).

Dihadiri oleh calon jemaah haji (CJH) Kota Semarang tahun 1438H sejumlah 2.000 lebih, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang Muh Habib mengungkapkan, “Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir karena pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan layanan bagi jemaah haji. Tidak hanya Kementerian Agama tetapi instansi kementerian lain juga terlibat misalnya Dinas Kesehatan dan Imigrasi. Semuanya mempunyai pembagian kerja sesuai tugas fungsi masing-masing.”

Pemerintah juga menyiapkan petugas yang menyertai jemaah haji di tiap kloter terdiri dari Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Gubernur atau bupati/ walikota mengangkat petugas Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) dan Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD). ”Silakan bertanya atau menghubungi para petugas kloter jika ada kesulitan,” ujarnya.

Habib mengucapkan selamat atas terpilihnya CJH sebagai tamu Allah SWT di musim haji tahun 1438H. Dengan kesempatan ini ia mengajak kepada jemaah untuk selalu bersyukur karena pada saat ini untuk menunaikan rukun Islam kelima kuotanya terbatas dan harus menunggu antrian yang sangat lama.

“Beribadah haji selalu ada kejadian atau peristiwa di luar perkiraan manusia. Belum tentu jemaah yang di sini sakit-sakitan besok di tanah suci mungkin malah diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Sebaliknya jemaah yang ketika sebelum berangkat sehat justru di sana malah sakit. Tidak ada jaminan karena semuanya adalah campur tangan Allah SWT,” ujarnya.

Kakankemenag berpesan kepada jemaah agar selalu bekerja sama, memantapkan niat dan ikhlas beribadah semata karena Allah SWT. “Manfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan segala sesuatunya dan jaga kesehatan,” pesan Muh Habib.

Ia mengingatkan kepada CJH sebelum berangkat ke tanah suci untuk minta maaf kepada semua orang agar dapat memperlancar dan mempermudah dalam beribadah haji dan menjadi haji mabrur.(ch/gt)