Guru Madrasah pun Bisa Menjadi Aktor Film

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Kesempatan sukses sering datang tanpa diduga. Seorang guru sekaligus Kepala Madrasah Ibtidaiyah swasta di Kecamatan Bobotsari – Purbalingga M. Nasir sukses bermain peran dalam film Nyathil bersama dengan istrinya yang juga seorang guru. Film Nyathil yang diproduksi Saka Film ini sukses menyabet  Juara I dalam Kategori Fiksi pada ajang Lomba Film Pendek Pendidikan Anak dan Remaja 2017, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Pria kelahiran Purbalingga 8 Juli 1973 yang menjadi pemeran antagonis Kades dalam film Nyathil ini saat dihubungi Selasa (24/10), Nasir menjelaskan bahwa awalnya Ia ragu saat menerima tawaran untuk berakting di film pendek yang disutradarai oleh seorang siswi kelas XII-Akuntansi SMK Muhammadiyah Bobotsari, Anggita Dwi Martiana.

“Saat ditawari saya sempat ragu karena tidak memiliki background theater atau akting. Namun saya berpikir ini adalah pengalaman pertama dan sarana untuk belajar.  Akhirnya saya pelajari naskahnya dan hanya latihan semalam, itupun sambil momong anak di rumah,” kata Nasir.

Nasir juga menceritakan  kesulitannya dalam berakting. ”Selain singkatnya waktu untuk menghafalkan teks, juga butuh penyesuaian diri secara cepat dengan para pemain yang masih anak-anak. Saya juga tidak menyangka film Nyathil ini dapat menjuarai FLS2N Kabupaten, dan juara 1 Nasional serta memperoleh penghargaan dalam Apresiasi Pendidikan Keluarga, 9 Agustus lalu di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Bahkan masuk nominasi Festival Film Indonesia. Ini menurut saya pencapaian yang luar biasa,” pungkasnya.

Film Nyathil yang berdurasi 9 menit ini berkisah tentang seorang pemuda desa yang berusaha membongkar dugaan praktik tindak pidana korupsi di desanya yang dilakukan oleh Kades dan perangkatnya terkait program bantuan renovasi rumah warga miskin. Meski hal tersebut tak mudah karena adanya ancaman dan bahkan kekerasan fisik harus dialami sang pemuda.

Pesan tersembunyi dari film ini menurut Nasir yang hobi membaca dan olahraga ini adalah agar generasi muda melakukan kegiatan positif dan mengurangi kegiatan negatif. Karena menurutnya sekarang ini saatnya yang muda yang berkarya. (sar/gt)