081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Guru RA Didorong Untuk Mewujudkan Program 18-21

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pemalang – Seorang guru harus mempunyai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Dari kompetensi yang dimilikinya, guru harus bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Itulah salah satu pokok pembinaan yang disampaikan oleh Bunda Tusiyati selaku Pengawas Sekolah Madya tingkat RA, MI dihadapan guru RA, Rabu (24/1). Tusiyati menghadiri kegiatan pertemuan rutin IGRA Kabupaten Pemalang bersama Bunda Khuzaemah selaku Pembina IGRA dan Pengawas Sekolah Madya tingkat RA, MI.

Kegiatan diikuti oleh, seluruh Kepala bersama seorang Guru RA se Kabupaten Pemalang. Kegiatan dilaksanakan di RA Salafiyah Gombong, Kecamatan Warungpring.

Sementara Bunda Khuzaemah, menyampaikan pesan Kepala Kankemenag Kabupaten Pemalang. Dia mengajak Guru RA untuk turut mensosialisasikan program 18-21. Yaitu program untuk meninggalkan media elektronik seperti tv dan hp mulai jam 18.00 WIB sampai dengan jam 21.00 WIB.

"Mari kita gunakan waktu tersebut untuk bercengkerama bersama keluarga, makan malam bersama, tadarus Al-Qur'an. Bagi anak-anak gunakan waktu tersebut untuk belajar. Bukan untuk sibuk dengan hp masing-masing atau sinetron," kata Khuzaemah.

Selanjutnya Bunda Umaroh, selaku Ketua IGRA Kabupaten Pemalang menyampaikan informasi  diataranya akan adanya lomba Guru RA, namun pelaksanaannya belum diketahui pasti. IGRA Kabupaten Pemalang juga akan mengadakan study banding sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi Guru IGRA.

Seusai pembinaan dan pengarahan, Bunda Fadilah dari Seksi Kurikulum membawakan materi pembuatan Alat Peraga Edukatif (APE) Bangun Geometri. APE tersebut bisa dimanfaatkan untuk digunakan dalam mengajarkan beberapa tema.

APE menggunakan bahan kardus mi instan atau air mineral yang dihias dengan kertas warna sehingga menarik bagi anak RA. Seluruh perwakilan RA mengikuti arahan dari Fadilah dan membuatnya secara langsung. Dari hasil pembuatan APE, yang terbaik adalah karya dari RA Al Mustofa Widodaren, Kecamatan Petarukan.

Bunda Tusiyati memberikan hadiah kepada Kepala RA Al Mustofa. Hal ini sebagai bentuk motivasi bagi Guru RA untuk tidak malas membuat APE sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan pembelajaran. (tus/fi/rf)