Tingkatkan Kompetensi Guru, MTs N 1 Pemalang Gelar Diklat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pemalang – Pemerintah telah menerapkan Kurikulum 2013 (K-13/Kurtilas) sejak lima tahun lalu menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Untuk lebih menyempurnakan K-13, telah dilakukan beberapa revisi.

Kurikulum pada dasarnya bersifat dinamis, berubah sesuai perkembangan dan tuntutan zaman. Penerapan K-13 harus memperhatikan aspek pemahaman dari tenaga pendidik dalam menyampaikan K-13 kepada peserta didik.

Untuk mengakomodir hal tersebut, selama lima hari MTs Negeri 1 Pemalang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) kerjasama teknis substantif penyusunan rencana pembelajaran (RPP). Diklat ditutup pada hari Minggu (18/2) oleh Kepala MTs Negeri 1 Pemalang di aula MTs.

"Kurtilas ditujukan agar pembelajaran bukan sekedar kognitif atau pada hasil saja,tapi menyentuh psikomotorik dan afektif. Perlunya sikap yang produktif dan komunikatif dari para guru sehingga pembelajaran akan lebih hidup. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan dan pelatihan".

Itulah penjelasan yang disampaikan Mimbar dalam laporannya saat upacara pembukaan, Rabu (14/2). Lebih lanjut, diklat diselenggarakan dengan DIPA MTs Negeri 1 Pemalang tahun anggaran 2018. Diklat diikuti oleh 40 orang guru di lingkungan MTs Negeri 1 Pemalang dan menghadirkan narasumber dari BDK Semarang, Kepala Kankemenag Kabupaten Pemalang, dan Ketua Pokjawas.

Kepala Kankemenag, Taufik Rahman menyambut baik kegiatan ini. Dia berharap peserta diklat bisa mengambil manfaat dari penyelenggaraan diklat.

"Ikuti saja kegiatan dengan baik, posisi Bapak Ibu guru saat ini menjadi murid, maka dari itu jadilah murid yang baik. Semoga dari diklat penyusunan RPP ini nantinya bisa menambah kemampuan guru menjadi lebih baik lagi, bukan hanya kognitif, tapi afektif dan psikomotorik," ujar Taufik saat membuka acara diklat.

Menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah dan merupakan pekerjaan yang mulia.Taufik meminta guru untuk menampilkan performa, penampilan, pola pikir yang sebaik mungkin dalam bekerja. Karena guru menjadi suri tauladan bagi anak didik.

Dari BDK Semarang, hadir dua orang Widyaiswara sebagai pengajar yaitu Nurul Kamilati dan Lily Nurulia. Kepala BDK, Ibnu Hasyir turut menjadi pengajar pada hari Kamis (15/2). Setelah mengikuti diklat, Mimbar berharap guru mempunyai pengetahuan dan keterampilan penyusunan perangkat pembelajaran K-13 edisi revisi. (fi/rf)