Menyikapi Berita Hoax Melalui Seminar Penguatan Wawasan Islam Rahmatan Lil’alamin

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Grobogan – Pesatnya perkembangan Teknologi seperti bermunculnya telepon genggam mode smartphone mendorong masyarakat menjadi pengguna internet. Lebih dari 200.000 situs-situs negatif telah ditutup Kemenkominfo, tidak hanya berbau pornografi, propaganda tapi juga berita tidak benar atau lebih dikenal saat ini sebagai berita hoax. Media sosial memang rentan sebagai sarana penyebar berita hoax. Kantor Kemenag Kab.Grobogan melalui Pendidikan Agama Islam (PAIS) mengadakan kegiatan seminar penguatan wawasan islam lil  rahmatil alamin. Rabu (28/3) di hotel Kriyad Grand Master Purwodadi.

Ketua Panitia Kasi PAIS Roziqun mengatakan  bahwa kegiatan seminar penguatan wawasan Islam rahmatan lilalamin ini diikuti 50 siswa SMA/SMK se Kab.Grobogan, dan mengundang narasumber dari Kasat Intel Polres Grobogan AKP Antunius Wiyono,SH dengan membawa materi Ancaman Radikalisme dan Menyikapi Berita Hoax dan Kepala Kemenag Grobogan Drs.H.Hambali,M.M. dengan materi Kebijakan Kemenag Dalam Wawasan Islam Rahmatan Lil'alamin dan Multikultural.

Menurut Kasat Intel Antunius Wiyono mengatakan seminar ini dapat membangun pola pikir siswa, di samping sebagai ilmu pengetahuan juga sebagai bekal siswa untuk menjadi agen perubahan yang mendorong didalam masyarakat secara nyata. Dan meningkatkan rasa nasionalisme, pemahaman hukum, dan pemahaman tentang penyimpangan isu berita hoax di media sosial.

“Pengguna media sosial cenderung ingin menyampaikan informasi, padahal berita ataupun informasi yang mereka terima belum tentu benar. Bagaimana mengedukasi orang-orang yang begitu mudah menerima berita hoax ? Itulah yang saat ini menjadi tugas pemerintah dan masyarakat yang telah sadar untuk bekerjasama mengedukasi dan sama-sama menyaring informasi-informasi berita yang beredar,”urainya.

Lebih lanjut ia mengatakan, seringkali informasi yang belum diverifikasi kebenarannya langsung dikonsumsi mentah-mentah oleh publik. Tak jarang, masyarakat bahkan langsung melakukan aksi share tanpa mengetahui konten bacaan dan kebenaran dalam isi berita. Tak hanya media sosial, media meanstream terkadang bertindak serupa dengan menayangkan berita tanpa melakukan verifikasi sebelumnya.

Kegiatan ini merupakan suatu ajang dimana khususnya, siswa sebagai generasi muda yang akan menjadi garda terdepan dalam mengantisipasi berbagai masalah, yang akan menimbulkan perpecahan di NKRI, salah satunya terkait masalah berita Hoax yang mudah memprovokasi dan menyulut api amarah di masyarakat.

“Jadi lewat kegiatan seminar ini kami berharap masyarakat umum khususnya generasi muda lebih bijak dan kritis dalam menyikapi segala informasi, Hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya, merupakan kebohongan yang dibuat-buat dengan tujuan jahat.” katanya.

Masyarakat diharapkan bijak dan kritis dalam mengakses berita-berita yang beredar di Media Sosial, sehingga tidak mudah terhasut berita atau informasi yang terindikasi sebagai berita Hoax. Karena dapat mengakibatkan Perpecahan yang mendasar terhadap keutuhan NKRI.(bd)