081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Radikalisme Sebagai Sikap Berlebih-Lebihan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pemalang – Radikalisme merupakan sikap yang berlebih-lebihan dalam agama dan bersifat keras dan kaku. Radikalisme timbul karena adanya pemahaman yang parsial atau ketidakpahaman akan ajaran agama.

Demikian disampaikan oleh khotib sekaligus Kepala Polsek Watukumpul, Iptu Mu'awan Subagio saat sholat Jumat di Masjid Jami Baitussalam Desa Jojogan, Kecamatan Watukumpul, Jumat (25/4).
Selanjutnya Kepala Kankemenag Kabupaten Pemalang dalam sambutannya setelah sholat Jumat mengajak masyarakat untuk menjaga keamanan dan kerukunan. Dia meminta kepada para pemuka agama untuk memberikan ceramah yang menyejukkan.

“Tolong kepada para kyai, penceramah berikan ceramah yang menyejukkan kepada umat Islam. Jangan sampai umat terjerumus ke dalam ajaran yang sesat dan radikal. Agama Islam tidak mengajarkan untuk bunuh diri dan menyakiti orang lain seperti yang kemarin terjadi di Surabaya. Mari kita luruskan pemahaman umat akan Islam yang rahmatan lil'alamin,” ujar Taufik.

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk saling waspada akan penyebaran paham-paham radikal. Sholat Jumat turut diikuti oleh perwakilan Camat dan Pimpinan BAZNAS Kabupaten Pemalang. 
Kegiatan sholat Jumat jajaran Kankemenag Kabupaten Pemalang di tengah-tengah masyarakat merupakan kegiatan rutin. Kegiatan dilaksanakan bersama jajaran Kodim 0711/Pemalang dan Polres Pemalang.

“Kebijakan kami mengambil tempat untuk sholat Jumat di masjid-masjid yang di pinggir-pinggir daerah terpencil. Kami turun ke tengah-tengah masyarakat bersama aparat TNI-Polri untuk mendekatkan kami kepada masyarakat, sekaligus silaturahmi,” jelas Taufik Rahman.

Zaman sekarang, menurut Taufik kegiatan silaturahmi dalam bentuk bertatap muka secara langsung sudah mulai ditinggalkan. Hal ini salah satunya disebabkan kemajuan teknologi informasi.
Sebagai contoh umat Islam saat ini sudah disediakan banyak acara ceramah di televisi. Namun menyaksikan pengajian melalui layar kaca tidak bisa menjalin silaturahmi seperti saat mengunjungi pengajian secara langsung. (fi/rf)