081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Teruslah Berikhtiar dan Berdoa seperti Mbok Srintil

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Ada beberapa pesan moral yang dapat dipetik dari Dongeng Timun Mas. Pertama, janganlah mudah berputus asa jika memiliki  suatu keinginan, teruslah berikhtiar dan berdoa seperti mbok Srintil. Kedua, jika kita memberikan sesuatu, jangan mengharapkan imbalan seperti sang raksasa. Ketiga, jadilah anak yang berbakti kepada kedua orang tua, sehingga dilindungi Allah dan dimudahkan untuk keluar dari berbagai macam kesulitan seperti Timun Mas. Hal tersebut disampaikan Guru Wiyata Bakti RA Diponegoro Gandasuli, Yayu Bondan Pujiniarti, peraih Juara II Lomba Mendongeng tahun 2018, di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Senin (20/08).

Ia menuturkan, kegiatan Lomba Mendongeng yang diikutinya diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Purbalingga, Senin (12/08) di komplek kantor dinas setempat, dalam rangka Gerakan Gemar Membaca tahun 2018. Kegiatan tersebut diikuti oleh Guru Taman Kanak-kanak Negeri / Swasta se-Kabupaten Purbalingga.

“Terpilih sebagai Juara I, Guru TK Negeri Pembina Bobotsari, Juara II saya dari RA Diponegoro Gandasuli – Bobotsari dan Juara III Guru  BA Aisyiyah Bajong Bukateja,” jelas Yayu.

“Dalam lomba mendongeng tahun ini tidak diperkenankan menggunakan alat peraga. Karena tidak menggunakan alat peraga, saya harus ekstra berekspresi agar pesan dalam cerita mudah dipahami. Saya mendongengkan Kisah Timun Mas. Ada tiga tokoh suara yang saya tampilkan, suara nenek tua – Mbok Srintil, suara anak kecil – Timun Mas serta suara besar dan berat – Raksasa,” ungkapnya menjelaskan.

Ditambahkan, seorang pendidik di tingkat pemula wajib memiliki ketrampilan bercerita kepada anak didiknya. Proses belajar mengajar seperti ini dikenal dengan istilah mendongeng (Story Telling). Orang yang ingin menyampaikan cerita atau mendongeng harus mempunyai wawasan luas, kemampuan berkomunikasi dengan baik, memahami karakter pendengar, dapat menirukan aneka suara, pintar mengatur nada dan intonasi serta ketrampilan memakai alat bantu. Dikatakan berhasil menggunakan teknik bercerita jika pendengar mampu menangkap jalan cerita serta merasa terhibur.

“Tema kegiatan lomba tahun ini adalah Menumbuhkan kegemaran membaca dan kecintaan terhadap budaya daerah dalam upaya memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa ,” pungkasnya. (sar/sua)