081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

3 Kunci Menuju Keluarga Sakinah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pati – Keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Setiap pasangan suami istri tentu mendambakan hal itu. Hanya saja, banyak pasangan pesimistis, apakah mampu mewujudkan keluarga ideal seperti itu?. Mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah bukanlah sesuatu yang instan. Ia tidak terjadi begitu saja, namun melalui sebuah proses. Dan untuk menjalani proses ini perlu bekal, baik dari suami maupun istri. Hal ini disampaikan Lintal Muna, nara sumber dari ormas Muhamadiyah dalam kegiatan Bimbingan Perkawinan Pra Nikah Remaja Usia Nikah dengan memberikan materi “Mempersiapkan Perkawinan yang Kokoh Menuju Keluarga Sakinah” bertempat di Aula Kankemenag Kab. Pati, Selasa (9/10/2018),

Setidaknya, ada tiga bekal (persiapan) yang dapat dijadikan landasan untuk membentuk sebuah keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Pertama, persiapan secara spiritual (ruhiyah). Kedua, ilmu untuk mencapai keluarga sakinah yang bisa diperoleh dari buku-buku bacaan atau konsultasi. Ketiga, persiapan fisik (jasad). Bagi Muslimah, persiapan ini mulai dari yang terlihat sampai yang tidak tampak. ''Tiga persiapan ini tidak hanya ditujukan kepada mereka yang akan melangsungkan pernikahan, tapi juga bagi keluarga yang sudah menikah,'' ujar Lintal.

Seperti apa sebenarnya keluarga sakinah itu? Keluarga yang berkecukupan secara materi dan selalu rukun, apakah itu yang disebut sakinah? ''Keluarga sakinah, bukan berarti di keluarga itu selalu adem-ayem, tidak pernah ada masalah,'' kata Lintal. Setiap keluarga pasti punya masalah. ''Dan itu wajar, seperti cemburu, perbedaan karakter, watak atau yang berkaitan dengan ekonomi.''

Hanya saja, dalam sebuah keluarga yang sakinah, setiap masalah dapat diatasi dan diselesaikan sesuai dengan tuntunan Alquran dan Hadits Nabi. Alhasil, masalah itu tidak sampai meruncing atau melebar ke mana-mana. Mengutip pesan Rasulullah, pernikahan merupakan penyatuan dua insan — pria dan wanita — yang memiliki watak atau karakter berbeda. Watak atau karakter tentulah ada yang baik, ada pula yang buruk, pungkasnya.

Ada pertanyaan menggelitik dan candaan yang dilontarkan dari beberapa peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, sehingga peserta tampak serius namun santai dalam menyimak materi yang diberikan nara sumber. (AM/bd)