Penyuluh Agama Islam Goes to School

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Sedikitnya ada 20 sekolah yang diagendakan menjadi sasaran kegiatan Sosialisasi Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Bidang Narkoba dan HIV/ AIDS (NHA) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga. Sekolah yang menjadi target diutamakan yang belum pernah mengadakan atau mengikuti sosialisasi Narkoba/ HIV dari Dinas Kesehatan, Kepolisian maupun Badan Narkotika Nasional (BNN). Pada putaran perdana program kerja yang bertajuk Penyuluh Agama Islam Goes to School, Gelora Semangat Pelajar Indonesia, Mencegah Lebih Baik ini digelar di SMP Negeri 2 Pengadegan, Sabtu (13/10) dan diikuti 80 orang siswa kelas VIII.

“Kami bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Purbalingga. Namun untuk kesempatan kali ini KPA yang turun bersama FKPAI,” tutur Wiwit Aryati perwakilan personil dari FKPAI NHA.

Juru Kampanye FKPAI NHA, Jumanto mengungkapkan, kegiatan ini adalah upaya antisipasi pencegahan dini bagi para remaja khususnya usia sekolah agar terhindar dan tidak mudah terpengaruh dengan bujukan atau perilaku yang mengarah kepada penggunaan narkoba serta pemicu tertular HIV/ AIDS.

“Jika Dinas Kesehatan dan BNN menggunakan bahas medis, Kepolisian menggunakan bahasa hukum pidana, maka FKPAI menggunakan bahasa agama. Baik narkoba maupun mendekati zina hukumnya haram,” kata Jumanto.

Ustadz muda yang lihai mendongeng dan kondang dengan panggilan Kak Jumbo ini menyitir satu hadits Nabi Muhammad SAW.  

“Tidaklah nampak zina zuatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya,” tuturnya.

“Bencana dan musibah menimpa manusia. Jika mereka melakukan kemaksiatan ini maka akan datang musibah-musibah dan penyakit. Untuk itu, berpegang kepada Syari’at Islam, meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah adalah jalan terbaik agar terhindar dari godaan syetan yang menjerumuskan manusia untuk berbuat dosa,” ajaknya.

Perwakilan Komisi Penanggulangan AIDS, Ade Gunawan berpesan kepada peserta untuk menolak dengan tegas jika ada teman atau orang lain yang mengajak kepada perilaku mencurigakan dengan cara mengiming-imingi baik dengan uang maupun rayuan.

“Tinggalkan teman yang mengajak kepada pergaulan bebas, karena masih banyak teman lain yang baik,” ungkapnya.

Katakan “TIDAK”

Kepala Sekolah, Untung Sudarto mengapresiasi kegiatan yang digelar Tim FKPAI dan KPA di sekolahnya.

“Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan anak-anak berperilaku sesuai dengan syariat Islam. Kita tercipta sebagai makhluk yang sempurna dan itu perlu disyukuri. Mari bersama-sama menjaga diri dengan sebaik-baiknya,” ajak Untung.

“Kesimpulan dari kegiatan ini hindari perbuatan pergaulan bebas. Karena bisa menimbulkan adanya penyimpangan yang berakibat kepada rusaknya generasi di masa yang akan datang. Konsepnya  katakan “TIDAK” pada pergaulan bebas,” tambahnya tegas.

Menjawab pertanyaan Humas, siswi Kelas VIII B, Melani (14) mengungkapkan perasaannya  mendapat wawasan baru.

“Saya senang dengan kegiatan ini. Ternyata pergaulan bebas memicu tertular HIV dan AIDS. Jadi saya bisa berhati hati dalam bergaul. Intinya kegiatan ini manfaat sekali buat saya dan teman-teman,” ujar Melani. (sar/gt)