Anak Adalah Kebanggaan Orang Tua

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga –  Pendidikan anak tidak dapat dilaksanakan dengan sistem dadakan (seketika), namun harus dimulai sejak dini (wiwit dhudhukane). Artinya, pendidikan tersebut harus berlangsung sejak anak masih dalam kandungan, diteruskan dalam keluarga, lingkungan dan sekolah secara istiqomah. Hal tersebut disampaikan Humas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Sri Lestari saat memberi motivasi kepada 60 peserta Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) SMP Muhammadiyah 2 Purbalingga , Ahad (24/02/2019) di Gedung Dakwah PCM Bobotsari.

Ia mengajak para siswa beserta orang tua mereka untuk saling terbuka dalam komunikasi.

“Antara orang tua dan anak tidak boleh ada sekat yang menghalangi komunikasi. Memposisikan anak layaknya sahabat adalah salah satu cara menjalin komunikasi yang akrab antara orang tua dan anak,” tutur Istiqomah.

Menurutnya orang tua agar tidak berperilaku layaknya seorang komandan terhadap para prajuritnya. “Jadilah sebagai seorang imam yang memimpin jamaah saat ibadah salat. Keduanya sama-sama memimpin, namun sangat berbeda. Komandan menyuruh pasukannya untuk hadap kanan atau hadap kiri, namun dirinya tetap berdiri di tempat. Sedangkan imam memimpin takbiratul ikhram, ruku dan sujud dengan diikuti oleh makmum. Artinya, orang tua tidak hanya memerintah anak-anak, namun lebih banyak memberi contoh dan menjadi tauladan,” tegasnya.

Di akhir motivasinya yang berjudul Nak, Kamu adalah Kebanggaan Ibu dan Bapak, Sri Lestari berpesan agar para peserta bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

“Tangis kesedihan tidak akan mengubah apapun. Namun tangis penyesalan adalah awal yang baik untuk mengubah diri. Stop nakal, stop membolos, stop bermalas-malasan dan bersiaplah menjadi pribadi yang lebih baik, menghadapi USBN/UNBK 2019,” pesannya.

Kegiatan Perdana

Ketua panitia, Faizar Rizky Shilnady menjelaskan, kegiatan yang baru digelar pertama kali untuk para siswa kelas IX tersebut bertujuan memberikan mental positif bagi para siswa yang sedang menghadapi masa-masa ujian akhir.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membina keimanan dan ketaqwaan para siswa sekaligus persiapan mental menjelang UNBK. Kegiatan selingan bagi siswa kelas IX setelah Try Out ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Ahad 23-24 Februari,” ujarnya.

Ia menambahkan kegiatan tersebut mengusung tema Let’s Be Excellent Student by Heart, Head and Hand. Kegiatan dibagi menjadi 5 sesi. Sesi 1: Hak dan Kewajiban Murid terhadap Sekolah, oleh Ustadz Enan. Sesi 2: Antara Murid dengan Guru dan Untuk Apa Manusia Diciptakan, oleh Ustadz Muakhor Abdu Salam. Sesi 3: Aku Berani untuk Bermimpi, oleh Hardika Dwi Hermawan.  Sesi 4: Antara Murid dengan Allah, oleh Ustadz Faizar. Dan Sesi 5 Antara Murid dengan Orang Tua, oleh Ustadzah Sri Lestari.

Pada sesi puncak, anak dan orang tua dipertemukan tanpa sepengetahuan kedua belah pihak. Anak-anak dikondisikan dengan cara menuliskan isi hati, harapan, pengakuan kesalahan dan permohonan maaf dalam bentuk surat kepada orang tua bilamana dipertemukan.

“Para orang tua dimotivasi sedemikian rupa melalui ajakan untuk ber-muhasabah, mengakui kesalahan yang telah dilakukan kepada anak-anak mereka. Sehingga saat dipertemukan pecahlah tangis mereka, sembari saling memeluk dan mencium,” pungkasnya. (sar/bd  )