Isi KTS dengan Praktik Tabulampot dan Hidroponik

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pemalang – Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Pemalang terletak di Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang merupakan madrasah yang terletak di daerah dataran tinggi yang cocok untuk ditanami berbagai jenis tanaman, baik sayuran maupun buah-buahan. Dengan latar belakang seperti itulah, maka MTs.N 3 Pemalang mengadakan program budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) dan budidaya sayuran dengan media air (hidroponik), Selasa (12/3).

Kegiatan diadakan dalam rangka mengisi kegiatan tengah semester (KTS). Kegiatan diikuti oleh seluruh peserta didik mulai kelas 7 sampai dengan 9. Dalam kegiatan ini, MTs. N 3 Pemalang bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang yang diwakili oleh Heri Rustanto selaku Penyuluh pertanian di Wilayah Kecamatan Pulosari.
Acara dibuka oleh Kepala MTs N 3 Pemalang, Komarudin. Dalam sambutannya dia berharap peserta didik dapat mempraktekan budidaya tabulampot dan hidroponik di rumah setelah mengikuti kegiatan ini.

 “Siswa-siswi MTs. N 3 Pemalang diharapkan untuk bisa mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh sehingga setelah kegiatan ini selesai dapat mempraktekannya di rumah”, pesan Komarudin.

Heri Rustanto memberikan arahan dan bimbingan secara langsung kepada peserta didik tentang teknik budidaya tabulampot dan hidroponik. Jenis tanaman yang digunakan untuk praktek antara lain jambu kristal, kelengkeng, belimbing, jeruk lemon, dan jeruk manis. Tanaman tersebut merupakan bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang.

Adapun media campuran tanah dan pupuk organik yang perbandingannya 3:1 dibawa oleh peserta didik. Untuk bagian dasar pot memanfaatkan bekas pecahan genting, batu bata atau kerikil yang ada di sekitar halaman madrasah.

“Bagian dasar pot kita isi dengan pecahan batu bata, genting bisa juga kerikil. Kemudian diatasnya kita isi dengan campuran tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 3 dibanding 1, kita isi sampai memenuhi sepertiga pot,” terang Heri dihadapan peserta didik.

Heri selanjutnya memasukkan bibit buah ke dalam pot. Kemudian seluruh pot dipenuhi dengan sisa campuran tanah dan pupuk organik. Dia mengingatkan untuk menyisakan ruang kosong setinggi 5 cm di bawah bibir pot agar saat menyiram tanaman, air tidak luber.

“Keuntungan menggunakan teknik budidaya tabulampot antara lain irit tempat dan dapat diletakan dimana saja, yang kedua adalah tanaman lebih mudah perawatannya, dan yang ketiga tanaman lebih cepat berbuah,” katanya.

Setelah praktek tabulampot selesai, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Balai Pelatihan Budidaya Sayuran Hidroponik “BHEGER”. Balai pelatihan ini terletak di samping MTs. N 3 Pemalang. Peserta didik dengan penuh antusias mengamati dan menanyakan berbagai hal tentang teknik menanam sayuran dengan media hidroponik. (fh/fi/rf)