Turut Membangun Generasi Islam Nusantara, Purbalingga Gelar Porsadin

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Madrasah Diniyah Takmiliyah berperan sangat penting dalam membangun karakter Bangsa. Sebagai lembaga pendidikan keagamaan Islam Madrasah Diniyah Takmiliyah diharapkan mampu untuk mempertahankan eksistensiya di tengah kemajemukan dan kemajuan budaya. Oleh karena itu maka perlu adanya upanya strategis dalam membangun sinergi antar Madrasah Diniyah Takmiliyah. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Purbalingga, Ahmadi.

Ia menjelaskan, Porsadin ke-4 tingkat kabupaten Purbalingga yang mengangkat tema Bersama Madrasah Diniyah Membangun Generasi Islam Nusantara digelar Ahad (31/3/2019) bertempat di komplek Madrasah Diniyah (Madin) Al Huda Tlahab Kidul Kecamatan Karangreja. Menurutnya, kegiatan yang dibuka Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga, Agus Winarno dan dihadiri Kepala Kankemenag, Karsono beserta para pejabat serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat tersebut memiliki beberapa tujuan.

Pertama, menggali dan mengembangkan potensi santri Madrasah Diniyah Takmiliyah melalui jalur bakat dan minat. Kedua, membangun sinergi dan ikatan silaturrahim antar Madrasah Diniyah. Ketiga, memperkuat peran, fungsi, dan posisi organisasi Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) sebagai wadah Ikatan Silaturrahim Madrasah Diniyah Takmiliyah,” jelasnya.

Ia menambahkan, ada lima hasil yang ingin dicapai melalui kegiatan tersebut. Pertama, tumbuhnya para santri yang berkualitas, sehat, trampil dan berbudaya. Kedua, meningkatnya wawasan, pengetahuan, pengalaman dan keahlian para santri khususnya dalam pengembangan keilmuan. Ketiga, tumbuhnya semangat para santri untuk mengembangkan olah raga, seni dan budaya sehingga dapat mendukung  peran madrasah  diniyah memperkuat  bidang olah raga, seni dan budaya  masyarakat.  Keempat,  memberikan  ruang  aktualisasi  dan  apresiasi seni  dan  budaya  komunitas  diniyah.  Kelima,  meningkatkan  tali  silaturrahmi antara pemerintah, pengasuh, pengelola, ustadz/ustadzah, guru dan santri madrasah diniyah di Purbalingga.

“Juga memunculkan rasa bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki khasanah keilmuan, olah raga dan seni yang tinggi,” tambahnya.

Terkait cabang-cabang yang dilombakan Ahmadi menjelaskan ada 12. Yaitu : Tahfiz Juz Amma, MQK Safinatunnaja, Cerdas Cermat Diniyah, Pidato Bahasa Indonesia, Pidato Bahasa Arab, MTQ, Murotal Wal Imla’, Kaligrafi, Puisi Islami, Lari Sprint, Bulu Tangkis dan Tenis Meja.  Total peserta lomba 646 orang yang terhimpun dalam 17 Kafilah.

Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kholidin menjelaskan, perkembangan Madin secara umum cukup menggembirakan.

“Perkembangan Madrasah Diniyah Takmiliyah sejauh ini secara kuantitatif mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan jumlah lembaga 73.000, dan 363.000 guru, serta 4.231.201 santri berdasar data Kemenag RI menjadikan posisi Madrasah Diniyah Takmiliyah sangat potensial dalam membangun nilai-nilai pendidikan dasar keagamaan Islam,” jelasnya.

Menurutnya, fenomena tersebut haruslah ditangkap dan disikapi secara posistif oleh semua pihak. Paling tidak hal tersebut menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap pendidikan agama masih cukup tinggi.

“Menariknya lagi bahwa fakta perkembangan Madrasah Diniyah Takmiliyah pada saat ini tidak saja terjadi di lingkup pedesaan, akan tetapi telah menjamah di hampir seluruh perkotaan,” jelasnya.

Menurutnya, seiring dengan berjalannya waktu, pendidikan diniyah saat ini telah berkembang di semua lapisan masyarakat. Mulai dari sekedar bentuk komunitas kajian agama Islam, pendidikan di masjid, surau atau sejenisnya. Juga dalam bentuk Madrasah Diniyah Takmiliyah yang saat ini keberadaannya telah mendapat perhatian pemerintah karena Madin memiliki peran dan fungsi yang cukup strategis dalam membangun karakter bangsa dan menjadi penyempurna Pendidikan Nasional. (sar/bd)