Ka. Kanwil Kemenag Jateng Hadiri Dialog Akademik Kajian Borobudur Sebagai Tempat Ibadah Internasional

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

WonogiriSekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah menyelenggarakan Dialog Akademik Kajian Borobudur Sebagai Tempat Ibadah Internasional, Jum’at (12/03), di lt.3 kampus setempat.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad, Pembimas Buddha Kanwil Jawa Tengah Sutarso, Ka. Kankemenag Wonogiri, H. Cahyo Sukmana, Ketua STAB Negeri Raden Wijaya Wonogiri, Hesti Sadtyadi dan diikuti para Pejabat dan Dosen STAB Negeri Raden Wijaya Wonogiri.

Ketua STABN RAden Wijaya Wonogiri, Hesti Satdyadi dalam sambutannya menyampaikan tentang Profil STAB Negeri Raden wijaya Wonogiri dan harapan kepada Kakanwil Kemenag Jawa Tengah untuk mendukung program Kemenag untuk menjadikan Borobudur sebagai tempat Ibadah Umat Buddha internasional.

Sedangkan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Tengah Bapak H. Musta’in Ahmad mengingatkan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman terkait rencana Borobudur sebagai Tempat Ibadah Internasional Umat Buddha dengan adanya kajian Akademik terkait program tersebut.

Gagasan besar tersebut menurutnya berasal Gusmen sapaan akrap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, bahwa Menag siap untuk memfasilitasi agar Candi Borobudur tidak sekadar menjadi destinasi wisata saja, namun bisa menjadi rumah ibadah bagi umat Buddha di seluruh dunia.

Hal itu disampaikan Menteri Agama saat berdiskusi dengan Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama Caliadi di rumah dinas Menag, Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan beberapa bulan kemarin.

Selain itu Musta’in menyampaikan kilas balik sejarah kerajaan Majapahit pada masa kejayaannya, sehingga menjadi spirit untuk STAB Negeri Raden Wijaya, pentinya moderasi beragama untuk sepakat membangun kesatuan RI, Negara tidak hadir untuk minoritas maupun mayoritas, tetapi tetapi untuk seluruh rakyat indonesia.

“Candi peninggalan dari Wangsa Syailendra itu sampai saat ini masih rutin digunakan oleh umat Buddha untuk beribadah. Di samping itu, Borobudur menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi masyarakat Indonesia,” ungkap Mus’tain.

Dalam dialog tersebut para Dosen STAB Negeri Raden Wijaya menyampaikan kajianya, dan pada akhir sesi STAB Negeri Raden Wijaya Wonogiri memberikan hasil kajian akademik pada Kakanwil Kemenag Jawa Tengah.(mursyid/Sua)