MTsN 1 Pati Gelar Workshop Upgrading Research Idea

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pati – MTsN 1 Pati menyelenggarakan Workshop Upgrading Research Idea dan Konsolidasi Tim Riset dan Tim Digital , Sabtu-Minggu (10-11/4). Bertempat di Mini Room Asrama Siswa, sebanyak 30 guru yang masuk dalam tim riset dan tim digital mengikuti kegiatan tersebut dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dan implementasi SK Dirjen Pendis Kemenag Nomor 6757 tahun 2020 tentang madrasah penyelenggara riset. MTsN 1 Pati masuk kedalam daftar madrasah penyelenggara riset bersama 50 MTs se-Jawa Tengah dan 296 MTs se-Indonesia.

Abdulloh Hamid, Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai narasumber, pada workshop hari pertama memaparkan materi terkait dengan hal-hal yang harus dilakukan untuk menuju madrasah riset. Menurut Hamid, di era riset baik kebijakan pendidikan ataupun yang lain harus berbasis riset, “Kalau sudah berbasis riset Insya Allah pengambilan kebijakan termasuk tujuan mau kemana itu sudah jelas. Dan sebagai pendidik mempunyai kewajiban melakukan penelitan agar pendidikan kedepan menjadi lebih baik,” ujarnya.

Selain memberikan materi, dirinya juga mengajak para peserta yang hadir membentuk tim yang terdiri atas bidang riset yaitu Sosial dan Humaniora, Sains dan Teknologi, dan Keagamaan. Para peserta bergabung sesuai dengan bidang masing-masing kemudian membuat sebuah rancangan penelitian dan mempresentasikannya. “Tujuannya agar mempunyai gambaran ketika akan mengadakan penelitian itu langkah-langkahnya seperti apa,” ucap Hamid.

Sementara di hari kedua workshop dengan tim digital madrasah, Hamid menyampaikan bahwa di zaman yang serba digital, pendidik dituntut untuk dapat memanfaatkan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada terlebih masa pendemi seperti sekarang ini.

Ia menjelaskan sebelum menuju madrasah digital banyak hal-hal yang harus dipersiapkan baik dari segi SDM maupun sarana pendukung. Bagi pendidik hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui gaya belajar siswa, yang kedua menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa, dan ketiga menyiapkan media pembelajaran yang mencakup visual, auditori, dan kinestetik.

Sedangkan bagi madrasah, dirinya menyebutkan ada tiga hal yang masih harus dilakukan untuk menuju madrasah digital yaitu adanya riset terhadap siswa, membentuk tim, dan belajar hal-hal sesuai dengan yang dibutuhkan. “Saya melihat di madrasah ini sudah mempunyai modal , tapi memang masih membutuhkan tambahan yakni sistem yang terintregasi dan tersinkronisasi. Insya Allah saya siap mengawal dan siap belajar bersama,” ujar Hamid.

Kepala MTsN 1 Pati, Ali Musyafak menyampaikan, kegiatan workshop ini sebagai upaya madrasah yang selalu menyesuaikan kebutuhan sekaligus sebagai gambaran tindak lanjut yang akan dilakukan baik oleh tim riset maupun tim digital.

Dengan didapuknya MTsN 1 Pati sebagai madrasah riset, Syafak pun berharap agar nama madrasah riset yang melekat di MTsN 1 Pati tidak sekedar nama saja, akan tetapi harus mempunyai ruh sehingga dapat bergerak dan berkreasi. “Semoga kedepannya selalu diberikan kemudahan untuk mewujudkan MTsN 1 Pati sebagai madrasah riset dan madrasah digital sehingga mbarokahi untuk madrasah tercinta,” harapnya. (TiM/at/qq)