Songsong AKM Purbalingga Gelar Sosialisasi Penulisan Soal

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga Dalam rangka menyongsong pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM), Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama kabupaten Purbalingga menggelar Sosialisasi Kisi-kisi dan Penulisan Soal Try Out AKM di Aula Uswatun Khasanah Purbalingga, Selasa (25/5/2021). Kasi Pendidikan Madasah Sudiono dalam sambutan pembukaannya berharap para guru yang ditunjuk dapat bekerja menyusun soal latihan AKMI secara maksimal.

Ketua Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MI kabupaten Purbalingga Akbar Yuli Setianto selaku Koordinator kegiatan dalam keterangannya menjelaskan, kegiatan tersebut diikuti 18 orang guru dari 18 kecamatan yang ada di kabupaten Purbalingga. Kegiatan juga dihadiri Pengurus KKM dan Pengurus KKG MI Kabupaten Purbalingga.

“Kegiatan ini melibatkan Pengurus KKM MI dan KKG MI kabupaten Purbalingga. Para penulis soal merupakan guru kelas V di masing-masing madrasah,” jelasnya.

Ia menambahkan, kegiatan Asesmen Kompetensi Minimal ( AKM) akan digelar Oktober 2021.

“Peserta didik yang akan mengikuti Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) adalah mereka yang saat ini masih duduk di bangku kelas IV,” jelasnya.

Ketua KKG MI Kabupaten Purbalingga Sudin menjelaskan, hasil kerja tim penyusun soal tersebut masing-masing kelompok berupa 3 paket soal. Produk tersebut akan digunakan sebagai materi Try Out yang akan digelar September, sebulan sebelum AKM dilaksanakan secara nasional.

“Sebelumnya harus ada penularan atau sosialisasi di kecamatan-kecamatan,” ungkapnya.

Menurutnya ada 3 kelompok materi pada AKM, sedangkan pada AKM ada 3 kelompok materi.

“Untuk AKM materinya meliputi: literasi numerasi, literasi membaca, dan literasi sains,” jelasnya.

Koordinator kelompok materi tersebut, lanjutnya, masing-masing adalah : Anita (literasi numerasi), Unik Feprianti (literasi membaca), dan Farid Syarifudin (literasi sains).

Rumit

Salah satu pemandu materi Dyah Kusmiarti dalam paparannya menjelaskan, pembuatan soal dikondisikan sedemikian rupa sehingga jawabannya mengarah pada kondisi kenyataan sesungguhnya yang ada pada peserta didik.

“Setiap soal harus ada stimulus, baru soal pertanyaan. Stimulus di tingkat Madrasah Ibtidaiyah lebih ditekankan pada bentuk infografis, tidak hanya narasi. Bentuk soal berupa pilihan ganda, mencocokkan, uraian, pilihan ganda komplek, dan isian atau jawaban singkat,” urainya.

Menurutnya, seluruh bentuk soal tersebut harus ada pada setiap paket soal (yang berjumlah 50) dengan prosentase tertentu. Soal yang dimunculkan tidak boleh merupakan soal yang rutin, melainkan soal-soal nonrutin. Stimulus dan bentuk soal nonrutin memicu pola pikir yang berbeda, dan menumbuhkan daya nalar yang lebih tinggi. (sar/bd )