Syiar Ramadhan 1442 H, Penyuluh Agama Gelar Kajian Keislaman

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pati – Selama bulan suci Ramadhan 1442 H/2021 M, penyuluh Agama Kecamatan Gabus Pati menggelar acara Syiar Ramadhan dengan serangkaian acara kajian keislaman. Kegiatan ini diikuti oleh daerah binaan kecamatan Gabus selama bulan Ramadhan pada waktu yang berbeda-beda mulai pukul 12.30 – 21.00 WIB setiap harinya, yang selesai pada hari Senin (10/5) atau bertepatan dengan tanggal 28 Ramadhan 1442 H.

Mengingat kondisi saat ini masih pandemi Covid-19, maka kegiatan kajian keislaman diselenggarakan dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat di Masjid, Musholla, Majlis Taklim dan Pondok Pesantren.

Kajian keislaman tersebut meliputi kajian kitab-kitab klasik karya para ulama salaf (kitab turats) dan kajian Islam kontemporer. Narasumber kegiatan ini diisi oleh para penyuluh Kecamatan Gabus yang memiliki keahlian khusus di bidang kajian keislaman. Kitab-kitab yang dikaji di antaranya adalah kitab-kitab Fiqh (seperti Fathul Qarib, Bulughul Maram), kitab-kitab Akhlaq (seperti Adab al-Alim wal Muta’allim dan Akhlaq al-Muslim 'Alaaqatuhu bi al-Mujtama', Nashaih al-Ibad di Bayan al-Alfadz Munabbihat ala al-Isti’dad li Yaum al-Ma’ad) dan lain-lain.

Banyak narasumber dihadirkan dalam kajian keislaman ini, di antaranys adalah ustadz Nur Kholis yang menyampaikan kajian kitab Nashaih al-Ibad di Bayan al-Alfadz Munabbihat ala al-Isti’dad li Yaum al-Ma’ad karangan Syekh Imam Nawawi Al-Bantani, seorang ulama nusantara masyhur. Dari kajian kitab ini, Nur Kholis menyampaikan 3 (tiga) bab, yaitu hikmah shalat, hikmah puasa, dan hikmah zakat.

Pemateri yang lain, Taufiqur Rohman yang menyampaikan kajian kitab Adab al-Alim wal Muta’allim karangan Hadratus Syeikh Muhammad Hasyim ‘Asy’ari, yang berisi tentang adab/etika orang berilmu dan pencari ilmu. Serta Kitab Tafsir al-Jalalain yang dikarang dua orang ulama besar dari guru-murid, yaitu al-Imam Jalal al-Din al-Mahalli (wafat 864 H/1460 M) dan al-Imam Jalal al-Din al-Suyuthi (wafat 911 H/1505 M).

Penyuluh fungsional Kemenag Pati Asnawi juga turut andil mengulas tafsir surat Al-‘Alaq, yg mengajarkan tentang pentingnya membaca baik teks maupun kontekstual. “Tafsir ini mengupas nilai-nilai kependidikan terkait membaca, menulis, meneliti, mengkaji, menelaah sesuatu yang belum diketahui, dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus senantiasa diawali dengan meyertakan nama Tuhan (bismillah) dan menjadikan Rasullullah SAW sebagai role model yang memiliki sifat sidiq (jujur), amanah (integritas), tabligh (komunikatif), fatanah (kecerdasan) dalam kehidupan kita”, tutur Asnawi.

Sementara itu, Ustadz Anas Anshori, mengulas lima keistimewaan bulan ramadan bagi umat nabi muhammad. Di bulan Ramadhan umatku diberi lima keistimewaan yang tidak diberikan kepada umat-umat sebelumnya ُ . Bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih baik dari pada minyak misik.” Orang-orang yang berpuasa semuanya dimintakan ampunan oleh para malaikat hingga mereka berbuka, Di bulan ini para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperti di bulan lainnya, Setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga untuk orang-orang yang berpuasa”, tuturnya.

Kitab lain yang dikaji dalam Syiar Ramadhan ini adalah Kitab Lathoifut Thoharoh wa Asrorus Shalah karya Kyai Sholeh Darat yang merupakan maha guru dari para guru ulama nusantara telah menulis pedoman shalat khusyuk dalam kitabnya yang selesai ditulis pada 27 Sya‘bân 1307 H, “Kyai Sholeh Darat menjelaskan nilai-nilai spiritualitas yang berhubungan dengan bersuci dan shalat. Saat berwudhu, niatkahlah membuang nafsu dan dosa,” ujar pemateri Ali Murtopo

Kitab lainnya adalah kitab Nashaih al-Ibad di Bayan al-Alfadz Munabbihat ala al-Isti’dad li Yaum al-Ma’ad karya Syekh Imam Nawawi Al-Bantani yang diampu oleh ustadz Nur Kholis setiap habis subuh selama bulan Ramadhan.

Terdapat pula kajian kitab Fathul Qarib karya Ibnu Qosim al-Ghazi yang diampu Ustadz Irham Maulana. Kitab Fathul Qarib berisi ulasan hukum Islam (fiqh) yang biasa dijadikan sumber rujukan primer di lembaga pendidikan Islam salafiyah atau Madrasah Diniyah. Selain itu, juga ada kajian kitab Bulughul Maram karangan Syeikh Ibnu Hajar al-Asqalani yang diampu oleh Ustadzah Fatiha Khairunnisa.

Ustadzah Fatiha Khairunnisa, menjelaskan bahwa kitab Bulughul Maram merupakan kitab hukum yang berhubungan dengan perempuan, seperti haid, nifas, istihadhah, keputihan, dan kaitannya dengan ibadah wajib seperti shalat dan puasa.

Oleh karena itu, mengkaji kitab ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan sah atau tidaknya ibadah wajib seorang perempuan. “Mengkaji kitab-kitab salaf sangat penting dan urgen sebagai bekal dalam beribadah sehari-hari, disamping juga dapat membentuk kepribadian yang inklusif dan moderat dikarenakan pemahaman epistemologi Islam yang menyeluruh diperoleh dari kajian kitab-kitab primer tersebut”, ujar Ustadzah Fatiha.

Semua kegiatan dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. (tf/an/at)