Virus Literasi di Bumi MTs N 2 Pekalongan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pekalongan – Guru mengajar itu sudah biasa. Begitu seloroh salah seorang staf pengajar di MTs Negeri 2 Pekalongan. Mengajar memang sudah menjadi kewajiban guru. Mengajar adalah salah satu tugas pokok guru. Namun saat ini, dunia pendidikan sudah berkembang dengan pesat. Kompetensi guru tidak hanya ditentukan pada kemampuannya dalam mengajar dengan baik, tetapi juga dengan sebuah karya yang bisa dihasilkannya. Dan salah satu karya adalah tulisan, baik itu ilmiah, novel, puisi, cerpen atau yang lainnya.

Semenjak budaya literasi didengungkan dalam dunia pendidikan, MTs Negeri 2 Pekalongan segera merancang program untuk mensukseskannya. Literasi memang tidak melulu membaca dan menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam berbahasa yang meliputi membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di MTs Negeri 2 Pekalongan sementara ini lebih focus pada membaca dan menulis.

Dari budaya membaca merembet ke budaya menulis. Proses alurnya memang demikian. Endapan informasi yang dihasilkan dari kegiatan membaca akan menjadi bahan dasar dalam proses menulis. Dengan kata lain, kemampuan seseorang dalam menulis akan sangat ditentukan dari leterasi yang dibacanya. Namun sejatinya proses ini bisa berjalan seiring seirama, artinya menulis tidak harus menunggu banyak literasi yang dibaca, tetapi bisa dilakukan dengan seiring waktu. Setidaknya, inilah yang terlihat di bumi MTs Negeri 2 Pekalongan.

Sejak 4 tahun silam, MTs Negeri 2 Pekalongan sudah memiliki program Budaya Baca. Program ini bukan saja diperuntukkan untuk siswa saja, tetapi guru dan pegawai juga ikut terlibat. Guru dan pegawai “dipaksa pamer” membaca buku pada waktu yang sudah terjadwal.  Kegiatan “pamer baca” ini akan memotivsi siswa untuk membiasakan membaca buku atau yang lainnya. Apa yang siswa lihat terhadap kegiatan guru sebagai proses pembelajaran yang pada waktunya akan memupuk kesadaran siswa akan pentingnya membaca.

Kini, kegiatan pamer baca guru, telah menjadi “virus” yang menggeliat di bumi MTs Negeri 2 Pekalongan. Di masa pandemi ini, beberapa guru tetap rajin membaca. Bahkan sekarang merembet menjadi literasi menulis. Ada beberapa guru MTs Negeri 2 Pekalongan yang sekarang mengambil kelas menulis melalui internet. Mereka ingin mengembangkan intelektualitasnya sebagai seorang guru. Sasaran mereka adalah menghasilkan sebuah karya tulis, baik tulisan ilmiah ataupun sastra. Tentu hal ini akan berimplikasi pada kelancara guru dalam memenuhi angka kredit kenaikan pangkat.

Karya itu sekarang sudah terwujud. Pada akhir tahun 2020, tepatnya di bulan Desember, telah terbit hasil karya salah seorang guru, Supriyanto, dengan judul Pembelajaran Puisi, Apresiasi dari dalam Kelas. Buku ini berisi hal ikhwal tentang puisi dan bagaimana cara mengajarkannya. Buku yang ber-ISBN 978-623-02-2133-0 ini didalamnya juga mengulas puisi-puisi karya siswa sebagai bentuk apresiasi atas karya mereka. Buku ini terbit secara indi melalui penerbit depublish, Jogjakarta. Namun sekarang, sang penulis sudah mulai merambah ke penerbit major, dua karyanya masih dalam proses terbit oleh penerbit Republika, Jakarta.  Kali ini penulis mengambil tema agama, dengan judul Wani Ngalah Luhur Wekasane, Jalan Kembali Seorang Muslim.

Ada lagi guru MTs Negeri 2 yang menerbitkan buku dengan genre yang lain. Adalah Noor Lu`lu`atuzzakiyah, biasa dipanggil Bu Lulu, ia telah berhasil menerbitkan buku sastra baik dalam bentuk antologi cerpen bersama penulis lain ataupun novel yang ditulis secara mandiri. Guru bahasa Arab ini memang hoby membaca puisi dan menulis cerpen ataupun novel. Tak heran kalau dari tangannya mampu membuahkan karya sastra yang menarik.

Kepala MTs Negeri 2 Pekalongan, Imam Sayekti, sangat mendukung terhadap kegigihan guru-gurunya. Ia berharap literasi menulis yang sudah mulai tumbuh subur di bumi MTs Negeri 2 Pekalongan ini bisa berimbas pada anak didiknya. Kelak MTs Negeri 2 Pekalongan diharapkan menjadi MTs unggulan di Kabupaten Pekalongan dan menjadi rujukan bagi MTs yang lain. Semoga. (Spr/Ll/Ant/bd).

*(Penulis : Supriyato, S.Pd.,M.Aadalah Guru MTs N 2 Pekalongan)