Kakanwil, Musta’in Ahmad Selaraskan Gerakan Moderasi beragama kepada Professors dan Scientists Muda

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Solo (Humas) – Masih dalam upaya menyebarkan semangat Moderasi Beragama, kali ini Kakanwil Kemenag Prov. Jateng hadir di Ngruki. Acara yang bertajuk pengembangan Moderasi Keberagamaan dan Integrasi Kebangsaan pada PTKIN dan Madrasah tersebut diselenggarakan di STI Al Mukmin Surakarta pada Rabu (5/1/2022).

STI Al Mukmin Surakarta yang berlaku sebagai tuan rumah acara tersebut mengandeng Griya Riset Malang Raya untuk membentuk sebuah focused group discussion penelitian moderasi keberagamaan dan integrasi kebangsaan. Dalam acara tersebut hadir pula 6 peneliti dari berbagai latar belakang yang terdiri dari;

Prof. Dr. Mudjia Rahardjo, M.Si. (UIN Maulana Malik Ibrahim)

Dr. Sakban Rosidi, M.Si. (Sekolah Pascasarjana IKIP Budi Utomo)

Dr. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd. (Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI)

Dr. Rachman Sidharta Arisandi, M.Si. (Universitas Islam Majapahit)

Dr. Rofiqah Rosidi, M.Pd. C.Ht. (UIN Maulana Malik Ibrahim  )

Dr. Suratno, M.Pd. (Universitas Negeri Semarang).

Acara dimulai dengan diskusi dari berbagai pihak mengenai “Apa itu Moderasi Beragama?”.  Seluruh hadirin yang berasal dari berbagai kalanganpun mengungkapkan pengertian moderasi beragama menurut mereka masing-masing. Didalam sesi diskusi tersebut peserta saling memberikan pandangan yang sangat positive mengenai Moderasi Beragama. Diakhir sesi tersebut Kakanwil, Musta’in menutup diskusi dengan menyelaraskan pengertian Gerakan Moderasi beragama kepada Professors dan Scientists Muda yang hadir dalam acara tersebut.

“Pertama-tama kita harus tegaskan bahwa selama ini yang kita selalu serukan adalah Moderasi Beragama bukan Moderasi Agama,” tegas Kakanwil.

Musta’in menjelaskan bahwa masyarakat perlu mengetahui hal tersebut terlebih dahulu. Moderasi beragama adalah cara pandang dalam beragama secara moderat yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem kekanan dan juga tidak ekstrem kekiri.

“Jadi yang kita rubah bukanlah agamanya namun cara kita memahami dan mengamalkan ajaran agama,” tambah Musta’in.

Kakanwil meminta kepada seluruh hadirin yang datang untuk tidak mengehentikan pengetahuan tentang moderasi Bergama hanya diruangan tersebut, namun beliau berharap agar seluruh peserta dapat menyebarkan sebuah gerakan moderasi beragama di berbagai tempat khususnya di Jawa Tengah.

(da/rf)