081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Sulap Daun Kelor Jadi Jelly, Tim Riset MTsN 1 Pati Boyong Bronze Medal IYSA

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pati – Tim Riset MTsN 1 Pati kembali berhasil memboyong medali perunggu dalam ajang Global Competition for Life Sciences (GloCoLiS) 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) pada Selasa, (12/4).

Tim yang beranggotakan lima siswa, yakni Diera Sarah Dzikriyah, Lu’lu’ Zahira Juair, Izza Raihanun Sekarlangit, Rhea Azalea, dan Lonita Nidras Fathin ini mengusung penelitian dengan judul MORIGI (Moringa Oleifera and Ginger): Jelly candy that fulfills the nutritional needs of the body. Penelitian ini memaparkan tentang pembuatan permen jelly yang terbuat dari daun kelor dan jahe yang berguna untuk memenuhi nutrisi tubuh. Sebelumnya, ajang kompetisi riset internasional ini digelar secara daring pada Minggu (10/4) dan diikuti oleh 244 tim riset dari 12 negara.

Diera Sarah Dzikriyah, salah satu tim riset, menceritakan bahwa penelitian ini didasari oleh ketertarikannya dengan permen jelly. “Awalnya karena ketertarikan kami dengan permen jelly. Permen jelly merupakan salah satu makanan ringan yang disukai oleh anak-anak,” tutur.

Lebih lanjut, Diera menjelaskan jika selain karena rasanya yang manis, permen jelly juga disukai karena teksturnya yang kenyal dan bentuknya yang unik. Diera juga menambahkan jika permen jelly hasil risetnya ini memiliki manfaat bagi kesehatan karena mengandung nutrisi yang sangat tinggi dari ekstrak daun kelor dan jahe. “Selain sebagai makanan ringan, permen jelly ini juga bermanfaat bagi tubuh,“ tutur Diera Sarah Dzikriyah.

Ali Musyafak, Kepala MTsN 1 Pati, mengapresiasi kinerja Tim Riset MTsN 1 Pati yang telah melakukan berbagai inovasi sehingga menghasilkan puluhan medali dalam kompetisi riset tingkat internasional. “Alhamdulillah, selamat kepada anak-anakku yang tidak pernah lelah berprestasi. Walaupun bulan Ramadhan tidak menghalangi kalian untuk tetap berprestasi bahkan di tingkat internasional sekalipun,” ungkapnya.

Syafak juga menjelaskan jika riset semacam ini harus terus dilakukan untuk meng-upgrade potensi dan kemampuan siswa agar dapat menghasilkan karya-karya inovatif lainnya. “Untuk Tim Riset, jangan cepat berpuas diri. Harus rajin meng-upgrade diri dengan beragam inovasi agar mampu menghasilkan karya-karya inovatif lainnya. Sekali lagi selamat dan tetap tingkatkan kemampuan untuk menghadapi lomba-lomba berkualitas berikutnya,” pungkasnya. (TiM_at/Sua)