Kemenag Klaten Gelar Doa Bersama Lintas Agama, Jelang HUT Ke 77 Kemerdekaan RI Tahun 2022

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum penting bagi Bangsa Indonesia. Peristiwa ini menjadi sebuah ajang meningkatkan persatuan dan kesatuan Indonesia kembali.

Maka, jelang peringatan Kemerdekaan RI ke 77 tahun 2022, Kantor Kementerian Agama  Kabupaten Klaten menggelar doa bersama lintas agama yang bertempat di Aula Al Ikhlas Kemenag Klaten, yang dihadiri seluruh ASN di lingkungan Kemenag Klaten, Selasa, (16/08).

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten Hariyadi mengatakan doa bersama ini merupakan rangkaian kegiatan dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-77 yang akan jatuh pada 17 Agustus besok.

“Kita bersama-sama berdoa agar kita semua senantiasa diberi kesehatan, keselamatan, terhindar dari segala jenis penyakit termasuk Covid-19 dan juga pada masa pandemi ini segera berakhir kita semua memanjatkan doa agar selalu dalam lindungan Tuhan, Indonesia damai sejahtera,” tandasnya.

Bangsa Indonesia yang umat beriman, doa itu sangat sangat penting sebagai ruh otak keagamaan kita, lintas agama berdoa sebagai upaya ini dikabulkan sisi keimanan, kesehatan, keselamatan covid 19 segera hilang.

Kegiatan ini intinya adalah menjalin komunikasi antar umat beragama agar kerukunan antar umat beragama yang terjalin dengan baik bisa dipertahankan dan di tingkatkan. Hal itu menunjukkan apapun agama yang dianut, seberapa besar perbedaan tidak menghalangi terjalinnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk keselamatan bangsa dan Negara Indonesia agar tetap berkembang maju, serta ini juga sebagai bentuk ikhtiar memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Meminta pertolongan dari Sang Pencipta, sebab peristiwa yang dialami selama pandemi Covid-19 yang berlangsung selama lebih dua tahun. Indonesia menghadapi tantangan dan ujian sejarah. Kecemasan sosial hingga tekanan ekonomi berat sangat dirasakan oleh rakyat Indonesia di penjuru tanah air. Namun, di tengah keterpurukan, semua elemen bangsa bergerak bersama dan bergotong royong untuk mewujudkan harapan dengan semangat toleransi,” jelas Hariyadi.

Selanjutnya, meski bahasa dan cara berdoa yang berbeda, namun tujuannya hanya satu, berharap Indonesia Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat Dengan Semangat Toleransi.

Satu per satu tokoh agama, membacakan doa yang diawali dari Agama Islam oleh Wahib, selanjutnya Katolik oleh YB. Heru Kristomo, Kristen oleh Suryo Widodo, Hindu oleh Suyamto serta Budha oleh Ibu Listyani.(sm_aj/Sua).