Kepala Kemenag Panjatkan Doa Demi Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Demak – Peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Kemerdekaan RI di Kabupaten Demak tahun ini nampak lebih semarak . Berbagai rangkaian kegiatan diagendakan. Puncaknya hari ini, Rabu (17/08) dilaksanakan kegiatan Upacara Bendera yang berlangsung di Alun-alun Simpang Enam Demak. 

Sejak pukul enam pagi nampak para peserta dan sejumlah petugas upacara mulai berdatangan di lokasi. Ini berlaku karena tepat pukul tujuh pagi upacara harus dimulai dan berakhir paling lambat pukul sembilan pagi agar bisa mengikuti Upacara Detik-detik Proklamasi dari Istana Negara yang diikuti secara daring pada jam 09.30 WIB.

Seakan sudah menjadi tradisi, setiap upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI, Kementerian Agama selalu  mendapat tugas sebagai pembaca doa. Dan tahun ini, Ahmad Muhtadi selaku Kepala Kantor, mengemban tugas itu. Dengan mengenakan setelan jas warna hitam, ia tampak mantap menjalankan tugasnya.

“Ya Allah Tuhan Yang Maha Perkasa, kami semua menyangjungMu dengan segala puja. Sebagai ungkapam syukur atas nikmat dan karunia nikmat kemerdekaan ke-77 Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga rahmat, pertolongan dan berkahMu abadi menjelma menyertai segenap kami Bangsa Indonesia. Ya Allah Tuhan Pelimpah Berjuta Rahmat Kami memohon kepadaMu bersama seluruh rakyat semoga bangsa kami pulih lebih cepat bangkit lebih kuat menyongsong vita kehidupan bermartabat,” panjat Muhtadi diamini para peserta.

Upacara di Kankemenag

 

Sementara itu, di saat yang sama upacara juga dilaksnakan di halaman Kantor Kemenag Demak. Upacara diikuti seluruh pegawai Kankemenag, Penyuluh Fungsional, Pengawas Madrasah/PAI, serta seluruh pegawai KUA Kecamatan Demak.

Sebagai Pembina Upacara Kasubbag TU, Nur Fauzi, mewakili Kepala Kantor. Dalam amanahnya ia membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah. “ Negara ini didirikan bukan untuk satu suku, bukan untuk satu ras, agama maupun golongan. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini berdiri di atas kaki semua. Bukan hanya ketika kemerdekaan dipromalirkan, sejak negara ini dirancang sudah melibatkan banyak tokoh dari berbagai suku, berbagai ras, bermacam agama  dan golongan,” bacanya bersemangat.

“Apakah mereka sepaham ? tidak. Semua punya pemikiran dan pandangan masing-masing. Tapi demi dan untuk berdirinya sebuah Negara bernama Indonesia, semua akhirnya melebur, menyatu, menata dan menyatukan niat,” lanjutnya.

Isi pidato ini seakan mampu menggugah jiwa patriotisme di dada setiap peserta. Ditambah lagi dengan ditembangkannya beberapa lagu nasional yang dilantunkan oleh regu koor.

Di penghujung acara diserahkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya kepada Suyadi yang telah mengabdi selama 30 tahun dan kepada Saekun, Wakhidatul Fajriyah, Safiudin, dan Halim Rois yang telah mengabdi selama 20 tahun dengan penuh pengabdian dan kejujuran secara terus menerus. (msr/rf).