Guru Sekolah Minggu Dituntut Kreatif dan Inovatif

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Salatiga — Guru Sekolah Minggu saat ini dituntut untuk kreatif dan terus melakukan inovasi dalam  mengajar. Selain memberikan materi dalam format teori, memberikan pengalaman nyata dan berbeda kepada peserta didik merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Alat peraga yang merupakan salah satu media pendukung dalam mempermudah proses pembelajaran digunakan untuk membangkitkan minat dan perhatian para peserta didik, untuk itu workshop ini sangat bermanfaat bagi guru sekolah minggu dalam menyampaikan materi. Demikian disampaikan Kakankemenag Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman dalam giat  Seminar dan Workshop Pembuatan  Alat Peraga Sekolah  Minggu bagi Guru Sekolah Minggu se Kota Salatiga di GSJA Bukit Horeb pada Rabu (05/10).

Guru Sekolah Minggu mengambil peran strategis dan sangat penting dalam mempersiapkan generas-generasi yang berkarakter tersebut. Oleh karena itu pemahaman tentang anak, serta bagaimana mengelola pembelajaran Sekolah Minggu yang menarik dan kreatif hars sungguh-sungguh dipersiapkan dengan baik. Penanaman nilai-nilai iman yang bersifat abstrak akan sangat sulit dipahami oleh anak pada usia dini yang memiliki konsep berfikir kongkrit. Oleh karena itu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran yang kreatif sesuai dengan perkembangan anak perlu dirancang dan dikelola dengan baik agar tujuan dari setiap pembelajaran dapat tercapai.

Dalam sambutannya, Kakankemenag juga menyampaikan pentingnya moderasi beragama dala kehidupan bermasyarakat. Ada empat indikator moderasi beragama yaitu, Komitmen Kebangsaan, Toleransi, Anti Kekerasan, dan Penerimaan Terhadap Tradisi. Kehadiran Kakankemenag di GSJA Bukit Horeb disambut hangat oleh Gara Kristen, Dwi Kuncoro, Pendeta Yetty dan guru sekolah minggu yang mengikuti kegiatan.

Gara Kristen Kemenag Salatiga, Dwi Kuncoro pada kesempatan yang sama melaporkan kegiatan dan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para penyuluh agama Kristen. “Apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya untuk para Penyuluh Agama Kristen Non PNS yang sudah menginisiasi kegiatan ini. Semoga kegiatan ini dapat memberikan bekal dan menambah wawasan kepada Guru Sekolah Minggu bahwa satu orang anak berharga dimata Tuhan, oleh karena itu dalam proses pembelajaran perlu dipersiapkan dengan baik. Harapan kedepan kegiatan semacan ini akan terus dilaksanakan, dan semoga Kementerian Agama dalam hal ini Bimas Kristen dapat memfasilitasi lebih baik lagi.” Jelas Dwi Kuncoro.

Adapun narasumber seminar kegiatan ini adalah Christina Elisabeth Parinsi dan Team Teaching Penyuluh Agama Kristen Non PNS. (Humas/YF).