Batang – Perhatian pemerintah terhadap bayi yang lahir sangat besar tidak hanya menjadi domain Kementerian Kesehatan saja, namun seluruh kementerian dan lembaga bersama-sama melaksanakan kebijakan pemerintah itu, salah satunya adalah stunting. KUA Kecamatan Batang dalam kegiatan rutin bimbingan perkawinan mandiri bagi calon pengantin berkolaborasi dengan kesehatan maupun penyuluh KB dimana salah satu materinya adalah pencegahan stunting, seperti di awal bulan ini, Kamis (01/12) bimbingan diikuti oleh 10 pasang catin dan penyampaian materi difasilitatori oleh Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA dan Penyuluh KB Kecamatan Batang di Aula Balai Nikah dan manasik haji KUA Kecamatan Batang.
PLKB Kecamatan Batang, Wahyuning Adiati, menekankan bahwa pemenuhan gizi tidak hanya dibutuhkan oleh anak, namun juga calon pengantin. Pemenuhan gizi menjelang pernikahan ini sebagai upaya untuk mewujudkan generasi bebas stunting. Dia juga menjelaskan, kekurangan gizi kronis itu tidak selalu disebabkan oleh kemiskinan, akan tetapi banyak juga akibat pola makan yang salah.
“Misalnya, remaja putri melakukan diet super ketat sehingga dirinya menderita kekurangan nutrisi, atau yang dimakan adalah makanan junk food yang hanya mengedepankan rasa yang kuat tanpa memperhatikan nilai gizinya,” jelas Wahyuning Adiati.
Ketika calon pengantin menderita kurang gizi seperti itu maka kemungkinan besar anak yang dilahirkan akan mengalami stunting. Oleh karena itu, lanjut Wahyuning Adiati, masa menjelang pernikahan ini dapat dipergunakan untuk memperbaiki gizi calon ibu muda tersebut.
“Dengan pendampingan dari tenaga medis perbaikan asupan makanan dapat dilakukan dengan benar, harapannya begitu, ini dari aspek persiapan fisik,” kata Ayu.
Sementara dari sisi kesiapan ilmu untuk menghadapi kehidupan rumah tangga, Slamet Hasanudin, Penyuluh Agama Islam Fungsional memberian bekal bagi calon pengantin.
“Yang banyak terjadi selama ini, orang akan menikah itu yang dipersiapakan sebatas gaun pengantin dan tata riasnya, pesta dan hiburannya serta hidangan dan foto grafinya. Sementara mereka belum mempersiapkan secara matang bagaimana cara membina keluarga dengan benar, apa hak dan kewajiban suami istri, apa sunnah-sunnah malam pertama, apa dan bagaimana adabul firasy, bagaimana mengelola konflik, mengelola kebutuhan dan keuangan keluarga dan lain-lain,” papar Slamet Hasanudin.
Oleh karena itu pada kesempatan bimbingan perkawinan ini para catin diajak belajar bersama bagaimana memahami bahwa kehidupan rumah tangga itu adalah perjalanan panjang yang harus dipersiapkan sematang mungkin dengan mempelajari materi-materi tersebut. (hasanudin/Zy_humas/rf)