Grobogan – Momen Hari Raya Idul Fitri identik dengan acara halal bihalal dan saling bermaafan. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Kepala Kantor Kementerian Agama Kab.Grobogan bersama dengan para Kepala Seksi dan Penyelenggara mengikuti acara halal bihalal yang diadakan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah. Acara ini diikuti oleh Kepala Kemenag baik Kota maupun Kabupaten se-Jawa Tengah pada Selasa, 18 Mei 2021. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini kegiatan tidak dilaksanakan secara tatap muka namun secara virtual melalui zoom meeting mengingat masih dalam situasi pandemi covid-19.
Dalam kesempatan itu Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Musta’in Ahmad mengingatkan kepada seluruh ASN di masing-masing Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk disiplin masuk kerja pada hari pertama setelah libur lebaran. Beliau juga meminta masing-masing pimpinan untuk memantau dan mendampingi pelaksanaan pekerjaan yang ada di wilayahnya agar kendala yang ada dapat segera teratasi.
Diawal sambutan H. Musta’in mengupas sejarah munculnya istilah “halal bihalal”. Yang menurut hasil penulusurannya, istilah itu merupakan hasil kreasi dan kolaborasi antara KH. Abdul Wahab Chasbullah dan Presiden Sukarno. Adapun maksud dan arti yang ingin dirujuk atas istilah itu adalah masing-masing pribadi saling memberikan kehalalan atas kesalahan-kesalahan yang terlanjur diperbuat, serta mempunyai semangat ingin menyatukan kembali para elit politik yang berseberangan pada masa itu untuk kembali menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.
“Biasanya halal bihalal diisi dengan kegiatan positif seperti berkunjung ke rumah keluarga, reuni atau makan-makan. Tradisi ini sering dilakukan mulai dari lingkup kecil seperti keluarga, tingkat RT, desa, kantor bahkan instansi resmi pemerintah. Intinya halal bihalal sudah menjadi tradisi yang bernuansa religius sosial di Indonesia. Tidak terkecuali hari ini Selasa (18/05/2021) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah juga menyelenggarakan kegiatan halal bihalal. Namun karena suasan masih pandemi Covid-19, acara dikemas dalam bentuk virtual untuk menghindari kerumunan banyak orang,” ungkap Kakanwil.
Kemudian agar jalannya kegiatan halal bihal virtual pagi itu tidak berjalan monoton, maka Kakanwil menyapa dan mempersilahkan para Kepala Kankemenag untuk melaporkan kegiatan Idul fitri di daerahnya masing-masing.
Sementara Kepala Kemenag Grobogan, Imron Rosyidi menyampaikan silaturahmi secara virtual pada hari Idul Fitri di tengah situasi pandemi merupakan langkah yang paling realistis untuk dilaksanakan.
“Komunikasi virtual, silaturahmi sosial dengan model konferensi video merupakan langkah yang paling realistik pada saat pandemi seperti saat ini. Saat Allah menutup satu pintu, maka Allah juga membuka satu pintu lainnya. Kalau tidak bisa silaturahmi dengan temu langsung maka lakukan melalui media online baik zoom maupun video call,” kata Imron Rosyidi.
Imron menjelaskan pandemi Covid-19 telah banyak mengubah cara berinteraksi. Dan pandemi Covid-19 tidak bisa dijadikan alasan untuk memutus silaturahmi karena silaturahmi tidak mesti harus dilakukan secara tatap muka.
“Jarak fisik sekarang ini menjadi konsekuensi logis, demi mencegah penularan Covid-19, soal apakah pesan dapat tersampaikan atau tidak tentu banyak variabel yang mempengaruhinya, media hanya salah satu di antaranya,” katanya.
Menurut dia, kemajuan teknologi telah memberikan solusi agar seseorang dapat tetap bisa berinteraksi di tengah imbauan untuk menjaga jarak fisik.
“Salah satu yang masih dapat disyukuri adalah bahwa pandemi terjadi pada saat masyarakat sudah makin akrab dengan internet. Ketika pita lebar jaringan seluler semakin memungkinkan transfer data, sehingga komunikasi konferensi video makin mudah dilakukan, antara lain kini orang jadi akrab dengan Zoom, Webex, Google Meet atau yang sejenisnya,” pungkasnya.(bd/Sua)