Kudus – 23/10 Kegiatan Santri Bersholawat merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Santri Nasional ke 3 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, dilaksanakan di Alun Alun Simpang Tujuh Kudus diikuti sebanyak 7000 orang dari unsur Forkopindo, Habib dan Ulama, Kepala SKPD, FKUB, Ormos, OKP, LSM Santri Ponpes dan tokoh masyarakat.
Ketua Syuriah NU Kudus, Ulil Albab dalam sambutanya mengatakan kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia ini juga berkat perjuangan para ulama yang dipelopori oleh Al Mukarom K.H Hasyim Asya’ari yang telah mencetuskan resolusi jihad untuk melawan penjajah sehingga negara Indonesia merdeka.
NKRI harga mati, untuk itu para santri harus berjuang untuk tegaknya NKRI dan apabila negara kita diganggu maka para santri harus berjuang untuk membela negara tercinta ini.
Jadilah santri yang handal, kuat dan cerdas agar bangsa Indonesia menjadi Negara yang lebih maju dan disegani karena santrinya.
Bupati Kudus, Musthofa dalam sambutanya mengatakan jihad para santri adalah luar biasa dan satrio, karena pada malam ini terbukti para santri walaupun diguyur hujan tetap tidak tergoyah masih mengikuti kegiatan ini.
Ditambahkan beliau bahwa “Kota Kudus adalah Kota santri, kota ngaji dan kota religi untuk itu beliau mengajak para santri agar mempunyai inofasi dan kreasi dalam memajukan NKRI serta mensukseskan Kudus menjadi kota yang lebih sejahtera “ tuturnya.
Jihad para santri adalah luar biasa dan Kudus terkenal dengan Gusjigang , maka untuk itu di era globalisasi ini diharapkan para santri harus patuh kepada para ulama’ dan kyai sehingga santri akan tetap jaya.
Hadir KH. Maimun Zubair dari Rembang dalam memberikan mauidhoh hasanahnya mengatakan santri adalah penerus bangsa untuk itu santri harus mengetahui tehnologi agar bisa mengikuti perkembangan zaman.
Santri harus bisa mengamalkan ajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW karena beliau mengamalkan hubungan dan kerjasama yang positif demi kemajuan bangsa. Disamping itu pula Nabi Muhammad SAW juga berjiwa islamis namun tidak meninggalkan jiwa nasionalis sehingga Nabi Muhammad SAW selalu mengadakan hubungan dengan semua umat manusia.(St. Zul/bd)