Purbalingga – Sejumlah utusan dari 20 KUA se-Kabupaten Purbalingga mengikuti kegiatan Sosialisasi Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri, Wanita Usia Subur (WUS) dan Ibu Hamil dalam Rangka Pencegahan dan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Aula Saga Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Senin (11/12) dengan narasumber Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Rusman. Hal tersebut disampaikan Pengelola Urusan Agama pada KUA Kecamatan Rembang, Sri Lestari.
Di awal paparannya, Rusman menyampaikan tujuan kegiatan sosialisasi tersebut adalah untuk menjalin kerja sama dengan KUA.
“Sosialisasi ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dan kesepakatan bersama antara Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dengan Kementerian Agama dalam hal ini KUA kecamatan yang bersinergi langsung dengan calon pengantin. Karena sasaran utama dimulai dari hulu yakni calon pengantin sekaligus calon ibu hamil,” jelasnya.
Ditambahkan, anemia adalah suatu keadaan disaat kadar Hemoglobin (Hb) darah kurang dari normal. Kondisi ini sering dialami oleh ibu hamil. Dengan demikian, untuk menurunkan angka ibu hamil yang menderita anemia, calon pengantin mendapatkan intervensi pemberian suplemen tablet tambah darah (TTD) atau Fe.
“Anemia adalah penyumbang terbanyak dalam Angka Kematian Ibu pada saat melahirkan. Hasil penelitian Dinkes 60% remaja putri mengalami gangguan anemia. Pada tahun 2016 Angka Kematian Ibu mencapai 15 orang ibu, sedangkan pada tahun 2017 mencapai 11 orang,” imbuhnya.Dalam sesi dialog, perwakilan dari KUA Kecamatan Rembang, Sri Lestari menyampaikan bahwa pihaknya telah melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi dan Penanggulangan Anemia bagi calon pengantin.
Sedangkan Kepala KUA Kecamatan Kaligondang, Abdul Mujib mengusulkan agar Dinkes mencetak pamflet, brosur ataupun banner tentang anemia untuk didistribusikan melalui KUA. Karena hal tersebut dinilai sangat membantu termasuk sebagai sarana dalam kegiatan Suscatin yang salah satu titik akhirnya adalah penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Ia juga mengusulkan agar ke depan Dinkes semakin bersinergi dengan Kementerian Agama khususnya KUA dalam berbagai kegiatan pembangunan SDM yg berkualitas, sehat dan berakhlak mulia sebagai upaya mewujudkan Purbalingga yang memiliki kemampuan berdaya saing dan berakhlak mulia. Selain itu Dinkes agar mengalokasikan anggaran untuk pembinaan remaja usia sekolah lanjutan (SLTP-SLTA) melalui berbagai program yang ada, guna mencegah terjadinya pernikahan dini yang diakibatkan minimnya pengetahuan tentang tujuan nikah dan dampak kemajuan Teknologi Informasi (TI) yang salah dalam pemanfaatannya.
Adapun kesepakatan hasil pertemuan koordinasi lintas sektoral dalam penurunan AKI dan AKB, Kementerian Agama melalui Seksi Pendidikan Madrasah (Dikmad) memberikan dukungannya melalui penyampaian informasi kesehatan kepada siswi MTs, MA dan pesantren khususnya juga dalam hal distribusi dan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Sedangkan program melalui KUA adalah pembuatan materi Khutbah Jum’at tentang pernikahan yang berkualitas, termasuk di dalamnya mempersiapkan generasi yang sehat jasmani rohani. Kesepakatan lainnya adalah melanjutkan kegiatan Suscatin dan Bimbingan Perkawinan kepada calon pengantin serta mendorong kepada suami istri untuk memeriksakan kehamilan kepada petugas kesehatan sejak dini. (sar/gt)