Purbalingga – Kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan secara terus menerus akan menimbulkan kejenuhan baik kepada pendidik maupun para peserta didik. Melalui berbagai inovasi yang dilakukan madrasah saat ini hal tersebut mulai berkurang. Sebagaimana kegiatan Sabtu Ceria yang dilaksanakan di MIM Kedungjati Kecamatan Bukateja, Sabtu (27/10). Kepala MIM Kedungjati, Widyani menjelaskan, Sabtu Ceria yang merupakan program rutin di madrasahnya pada kegiatan kali ini berbeda dengan Sabtu lainnya.
“Pada Sabtu Ceria kali ini kegiatan siswa berupa doa bersama, hafalan Juz 30, Bimbingan Belajar Bahasa Arab dari Penyuluh Agama Islam, serta kegiatan budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari Puskesmas,“ ungkap Widyani.
Menurutnya Program Sabtu Ceria sebagai program rutin di madrasahnya dilaksanakan pada hari Sabtu minggu ke-4 setiap bulan. Acara yang dilaksanakan dikemas dalam bentuk kegiatan kerohanian berupa doa bersama, hafalan jus ke 30 serta kegiatan jasmani.
“Siswa biasanya diajak jalan sehat usai doa bersama dan hafalan surat pendek, dengan rute jalan di sekeliling desa. Kemudian dilanjutkan senam dan bermain bersama di halaman madrasah. Tujuannya agar para siswa dan guru merasa senang setelah tiga minggu mengikuti proses pembelajaran,” tambahnya.
Terima Bantuan PHBS
Melalui usaha dan doa yang dilakukan, madrasah yang berada di komplek perumahan warga ini menerima bantuan berupa 3 buah wastafel cantik untuk kegiatan cuci tangan – yang langsung dipasang serta bantuan peralatan UKS berupa 40 buah alat potong kuku. Bantuan ini berasal dari Program PAMSIMAS III Tahun 2018 KKM ”Jati Asri” Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja. Pemberian bantuan disampaikan petugas PAMSIMAS, Masngud.
Widyani menambahkan, Bimbingan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang disampaikan melalui ceramah serta gerak dan lagu membuat ke-160 siswanya terkesan ceria mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan PHBS yang bertempat di halaman madrasah diakhiri dengan gerakan cuci tangan bersama pakai sabun yang dipandu Pembina UKS Puskesmas Bukateja, Romlah.
Sedangkan Bimbingan Cara Belajar Bahasa Arab yang dipandu Penyuluh Agama Islam Non-PNS, Sohirin Almaftukhin Abdillah diikuti siswa kelas 4, 5 dan 6. Metode belajar yang disajikan dalam kegiatan ini ternyata membuat anak lebih betah dan tetap konsentrasi meskipun pembelajaran dilakukan di luar kelas. (sar/gt)