Purbalingga – Mewujudkan rasa tanggung jawab dan sikap kepedulian terhadap lingkungan, MIM Penaruban Kecamatan Kaligondang, Purbalingga membagikan kantong sampah kepada 253 siswanya. Kantong warna biru tersebut dibagikan secara cuma-cuma usai upacara bendera, Senin (21/01).
Kepala Madrasah, Siti Nurlaely  (Laely) menjelaskan, pembagian kantong sampah ini adalah bentuk pembelajaran kepada siswa agar mereka bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan.
“Bungkus jajan yang mereka beli, dimasukkan ke kantong sampah tersebut. Jadi bungkus jajan tidak lagi dibuang ke tempat sampah di sekolah,” kata Laely usai membagikan kantong sampah secara simbolis kepada siswa.
Setiap anak, lanjutnya, mendapat 2 kantong sampah. Satu kantong untuk sampah non-organik yang tidak bisa terurai, seperti plastik, karet dan satunya untuk sampah organik yang bisa terurai.
“Misalnya kulit pisang, sisa jajan atau snek yang tidak habis dimasukkan ke kantong sampah organik. Jadi mereka juga belajar memilah sampah mana yang non-organik dan mana yang organik,” jelas Laely.
Dia menjelaskan, sampah non-organik yang bisa didaur ulang dikumpulkan di bank sampah sekolah. Sedangkan sampah yang tidak bisa didaur ulang dibawa pulang untuk dimusnahkan di rumah masing-masing.
“Sampah yang bisa didaur ulang langsung masuk bank sampah di Madrasah. Sampah tersebut diberikan kepada pesuruh madrasah untuk dijual sebagai tambahan pendapatan bagi dia,” katanya.
Laely menambahkan, dengan kantong sampah mereka menjadi lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar. Sampah yang dihasilkan bisa menjadi kontrol anak dan wali murid akan jajanan yang dikonsumsi, sehat atau tidak.
“Orang tua bisa mengontrol jajan putra putrinya dengan melihat sampah yang dibawa pulang. Ini bisa menekan anak jajan sembarangan. Anak-anak menjadi lebih suka membawa bekal dari rumah yang tidak menghasilkan sampah,” tambahnya.
Menurut Laely, kantong sampah tersebut harus dijaga baik-baik oleh siswa. Kantong tersebut harus dibawa setiap hari. Jika kantong tersebut diketahui hilang maka anak akan mendapat denda. Hal tersebut dimaksudkan untuk melatih rasa tanggung jawab siswa.
Bentuk Kepedulian
MIM Penaruban memang mempunyai kepedulian dengan sampah. Dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2018 lalu, para siswa dan guru mengumpulkan sampah non-organik untuk disumbangkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) .
''Sampah-sampah non-organik tersebut telah dikumpulkan oleh para siswa dan guru selama satu pekan. Mereka kumpulkan dari sampah-sampah di sekitar lingkungan madrasah dan rumah,'' jelasnya.
Sampah yang dikumpulkan tersebut antara lain sampah plastik dan sampah kertas. Hasilnya terkumpul 18 kg sampah non-organik yang dimasukkan dalam 3 karung besar.
Menurutnya kegiatan tersebut dilaksanakan agar para siswa memiliki kepedulian dalam menjaga lingkungan. Para siswa juga belajar memilah sampah organik dan non-organik sekaligus mengetahui manfaatnya. (sri_sar/gr)